REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rahma Sulistya
Rekonstruksi kasus pengeroyokan dua TNI di Arundina Mart, Ciracas, Jakarta Timur, digelar di Gedung Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada Senin (17/12) dimulai pukul 14.00 WIB. Namun dalam setiap adegan, ada beberapa di antaranya yang menimbulkan pertanyaan yang tidak dijelaskan oleh polisi.
Secara garis besar, adegan rekonstruksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Tersangka HP alias Etek menunggu di parkiran Kompleks Arundina
- Sekitar pukul 14.00 WIB tersangka HP datang bergabung untuk bekerja di sekitar Kompleks Arundina
- Korban K datang membonceng anaknya untuk parkir motor di depan warung soto kudus
- Korban K dan anaknya turun dari motor
- Tersangka HP menghampiri motor korban dan langsung menggeser tanpa sepengetahuan korban K, korban K posisi di samping motornya.
- Korban K menegur tersangka HP
- Tersangka D dan IH melihat tersangka HP ditegur korban
- Tersangka D menghampiri dan mendatangi IH sambil berkata ‘Etek sedang cekcok dengan seorang tentara’
- Tersangka IH dan D menghampiri HP, selanjutnya IH bertanya ‘Tek kamu kenapa?’ (posisi di bawah pohon sudah bergeser dari lokasi motor yang digeser)
- Tersangka IH cekcok dengan korban dan memukul korban
- Korban R melintas dan melihat rekannya korban Komarudin dipukul oleh tersangka IH
- Korban R parkir motor dan bantu rekannya
- Korban R datang dan menghampiri tersangka IH memukul tersangka IH sampai terjatuh
- Tersangka SR, D, dan A, menarik korban K
- Tersangka HP datang bantu tersangka IH dengan cara dorong korban R
- Tersangka IH berdiri dan menghampiri korban R dan memukul ke arah kepala
- Korban R pergi menjauh karena banyak yg bantu tersangka IH
- A. Tersangka SR, D, dan A, memegangi korban K selanjutnya tersangka IH mendatangi dan memukul korban berkali-kali
B. Korban R mencoba menarik korban K untuk diamankan
- Korban R ditarik tersangka SR, D, A, dan HP kembali ke ruko, kemudian ada orang tak dikenal memukul tersangka IH, tapi kemudian ia dikeroyok oleh tersangka SR, D, dan A
- Korban K mengamankan diri dengan anaknya dan pergi dari TKP.
Pada adegan keenam, korban K yakni anggota TNI AL yang masih mengenakan seragam, langsung menegur tersangka HP karena motornya digeser. Kalimat korban K saat menegur tersangka HP ini tidak dijelaskan dalam rekonstruksi, apakah ada peryataan yang memicu pertengkaran, di sini masih belum jelas.
Dari situ, tersangka HP sempat bergeser ke bawah pohon di sekitar lokasi parkir dan dihampiri oleh tersangka D dan IH. Tetapi saat melakukan adegan kesembilan di mana tersangka IH dan D menghampiri tersangka HP, selanjutnya tersangka IH bertanya ‘Tek kamu kenapa?’, di adegan ke-10 tersangka IH langsung cekcok dengan korban K dan memukul korban K.
Tidak dijelaskan juga, dialog apa yang terjadi pada saat tersangka HP dan tersangka IH pada saat di bawah pohon. Apakah ada omongan lanjutan dari korban K yang memicu pertengkaran, juga tidak dijelaskan dengan gamblang.
Lalu di adegan ke-14 yakni tersangka SR, D, dan A, menarik korban K, di situ juga janggal lantaran tidak disebutkan di mana posisi SR dan A yang datang-datang langsung menyerang tanpa tahu duduk persoalannya. Terlihat juga pada adegan ini SR tampak menggelengkan kepalanya.
Kemudian pada adegan ke-16 tersangka IH berdiri dan menghampiri korban R dan memukul ke arah kepala, di adegan ini juga tampak tersangka IH menggelengkan kepalanya. Dan pada adegan ke-19 yakni korban R ditarik tersangka SR, D, A, dan HP kembali ke ruko, kemudian ada orang tak dikenal memukul tersangka IH, tapi kemudian ia dikeroyok oleh tersangka SR, D, dan A, juga tidak diketahui siapa orang tak dikenal itu.
Dari rangkaian rekonstruksi ini juga bisa terlihat bahwa yang lebih banyak memukul adalah IH di mana terkesan ini bukan pengeroyokan, melainkan perkelahian. Tetapi, memang ada adegan tersangka lain ikut membantu memegangi, ini juga belum jelas apa motif mereka memegang apakah untuk membantu agar korban dipukul atau justru untuk mencoba memisahkan IH dan korban K yang sedang berkelahi.
Kemudian, di mana posisi anak korban K pada saat pertengkaran, juga tidak dijelaskan di adegan rekknstruksi. Saat ditanyakan terkait penyangkalan dari tersangka, Kanit 1 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Malvino Edward Yustica membantah hal itu.
“Tidak (ada yang menyangkal adegan). Itu hanya penyesuaian saja, kita juga punya videonya,” kata Malvino, saat dikonfirmasi via telepon usai rekonstruksi, lantaran usai rekonstruksi ia langsung meninggalkan lokasi terburu-buru.
Baca juga
- Rusuh Ciracas: 'Mau Lihat Bangkai Anakmu di Pinggir Kali?'
- Instruksi Tutup Warung Sebelum Mapolsek Ciracas Dibakar
- Pengeroyok Anggota TNI Diringkus, Bagaimana Pembakar Polsek?
Untuk diketahui, sekelompok massa menyerang Polsek Ciracas pada Selasa (11/12) sekitar pukul 22.00 WIB, disebut-sebut ingin melihat secara langsung para pelaku yang telah mengeroyok satu anggota TNI dan satu anggota Paspampres di wilayah Cibubur, Jakarta Timur. Mereka merasa tidak puas lantaran kepolisian dianggap tidak serius menangani kasus pengeroyokkan itu.
Mereka awalnya hanya menanyakan dimana pelaku pengeroyokan itu ditahan, dan sudah dijawab oleh kepolisian bahwa pelaku sedang dalam pengejaran. Tak puas dengan jawaban polisi, mereka langsung beraksi menghancurkan polsek membabi buta.
“Mereka ada yang merusak mobil, ada yang merusak kantor, dan ada tiga anggota yang sakit, dua anggota sudah rawat jalan yang satu masih di rawat di RS Polri Kramat Djati. Yang masih dirawat ini Kapolsek-nya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, pada Rabu (12/12) lalu.
Pengeroyokkan itu sendiri terjadi pada Senin (10/12) pukul 15.40 WIB, antara anggota TNI AL yang berpakaian dinas, dengan salah satu anggota penjaga parkir di depan Arundina, Cibubur, Jakarta Timur. Cekcok diakibatkan saat Kapten Komarudin (anggota TNI AL berpakaian dinas) beserta anaknya, selesai servis motor berencana makan di Warung Soto Kudus samping Indomart Arundina.
Pada saat hendak parkir, anaknya atas nama Saka yang masih duduk di bangku kelas 3 SD, mengatakan kalau knalpot motor ayahnya itu berasap. Kemudian, Kapten Komarudin memeriksa bagian mesin motornya.
Saat memeriksa motor, salah satu tukang parkir menggeser motornya tanpa sepengetahuannya sampai kepala Kapten Komaruddin terbentur motor sehingga menegur tukang parkir tersebut. Namun tukang parkir tidak terima, hingga terjadi cekcok mulut yang kemudian mengundang perhatian teman-teman tukang parkir lainnya, dan mengeroyok Kapten Komarudin.
Pada saat Kapten Komarudin dikeroyok oleh kelompok tukang parkir, jumlahnya sekitar 7-9 orang, kemudian melintas seorang Anggota TNI AD bernama Pratu Rivonanda Kes Dronkavser Paspampres dan langsung melerai. Karena, anggota Dronkavser tersebut melihat yang dikeroyok berpakaian dinas loreng.
Alih-alin mencoba melerai, ia justru malah menjadi korban pengeroyokan juga dari kelompok tukang parkir tersebut sampai terjadi perkelahian di antara mereka. Karena melihat jumlah tukang parkir melebihi jumlah mereka, kemudian Pratu Rivo mengamankan Kapten Komarudin beserta anaknya ke Barak Remaja Paspampres KPAD Cibubur, dengan cara dibonceng menggunakan sepeda motor.
Setelah dari barak, baru kemudian mereka keluar lagi dengan mencari para pelaku pengeroyokan ke pemukiman warga lapangan tembak. Pada saat pencarian tersebut, mereka menemukan Agus yang ikut terlibat dalam pengeroyokan dan langsung diamankan ke Polsek Ciracas.
Pada Selasa (11/12) pukul 02.00 WIB, sempat dilaksanakan musyawarah penyelesaian permasalahan secara damai antara pihak pelaku dan keluarga dengan para korban yang dimediasi oleh Kapolsek Ciracas. Namun, rupanya masih ada pihak yang merasa kurang puas, lantaran diduga masih ada pelaku pengeroyokan yang tidak ditahan polisi.
[videografis] Mengungkap Perusakan Polsek Ciracas