REPUBLIKA.CO.ID, Banyak masyarakat di Kabupaten Indramayu yang masih asing dengan sosok Syekh Abdul Manan. Namanya baru dikenal saat diabadikan menjadi nama Islamic Center Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Pusat kegiatan Islam yang terletak di Simpang Lima Indramayu itu diresmikan gubernur Jabar, yang dulu dijabat Ahmad Heryawan, pada Ramadhan 2018.
Melihat megahnya bangunan Islamic Center Indramayu, tentu Syekh Abdul Manan bukanlah sosok sembarangan. Dia adalah ulama besar asal Indramayu, yang hidup pada era 1800-an.
Meski sayang, sosok dan kiprah sang ulama semasa hidupnya, hingga kini belum banyak dikenal. Hal itu terjadi akibat minimnya informasi yang bisa diakses masyarakat mengenai ulama tersebut. Perkenalan masyarakat dengan sang ulama, hingga saat ini baru sebatas namanya saja.
Tak hanya sosoknya yang belum dikenal, jejak keberadaan Syekh Abdul Manan pun belum mendapat perhatian yang semestinya dari pemerintah. Hal itupun mengundang keprihatinan dari berbagai kalangan, salah satunya budayawan Indramayu, Inang Sadewo.
Pria yang akrab disapa Dewo itu memang sudah lama menyimpan perhatian lebih terhadap peninggalan masa lampau Indramayu, termasuk milik Syekh Abdul Manan.
Dia menyebutkan, ada banyak peninggalan benda bersejarah milik Syekh Abdul Manan. Di antaranya berupa rumah tempat tinggal Syekh Abdul Manan, kitab, dan makamnya.
Di masa hidupnya, Syekh Abdul Manan tinggal di sebuah rumah sederhana yang ada di wilayah Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Meski sudah berusia ratusan tahun, namun hingga saat ini struktur bangunan rumah tersebut masih terjaga keasliannya.
Sebagai salah satu bangunan bersejarah, kondisi bangunan rumah Syekh Abdul Manan cukup memprihatinkan. Padahal jika dirawat dengan sungguh-sungguh, keberadaan bangunan itu bisa mengangkat potensi wisata di Kabupaten Indramayu, disamping membuat jejak sang ulama tetap terpelihara.
‘’Rumah Syekh Abdul Manan bisa melengkapi wisata di Islamic Centre Syekh Abdul Manan Indramayu, ‘’ kata Dewo, kepada Republika.co.id di Indramayu, Senin (17/12).
Dewo berharap, pemerintah daerah benar-benar serius memelihara bangunan rumah milik Syekh Abdul Manan. Dia menyayangan jika bangunan bersejarah itu tak segera direhabilitasi sebagaimana mestinya. Apalagi, struktur bangunan rumah itu masih terjaga keasliannya. Bahkan, kayu-kayu yang menopang bangunanpun masih asli seperti semula.
‘’Jika dipelihara, rumah itu bisa untuk pembelajaran terkait rumah kuno dan asli Indramayu,‘’ tukas Dewo.
Tak hanya kondisi bangunan rumahnya, makam Syekh Abdul Manan juga belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Hal itu terlihat dari akses jalan menuju makam Syekh Abdul Manan.
Selama ini, warga yang hendak berziarah ke makam tersebut harus melalui akses jalan yang cukup sulit meskipun terletak di tengah kota Indramayu. Apalagi bagi peziarah yang membawa kendaraan roda empat. ‘’Mestinya dibangun akses jalan yang mudah ke situs makam Syekh, ‘’ kata dia.
Sementara itu, keturunan Syekh Abdul Manan, Apiah mengungkapkan, rumah yang dulu ditinggali Syekh Abdul Manan hingga kini struktur bangunannya tidak ada yang diubah. Dia mengaku hanya mengubah bagian belakang rumahnya saja.
‘’Rumah ini umurnya sudah ratusan tahun. Kayu-kayu di rumah ini masih asli seperti dulu. Syekh Abdul Manan itu bapak dari buyut saya, ‘’ terang Apiah.
Apiah mengaku masih menempati rumah tersebut bersama dengan sejumlah anggota keluarga lainnya. Namun jika sewaktu-waktu pemerintah akan merenovasinya, dia mengaku siap mendukungnya.