REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Para istri dari empat pengacara serta aktivis hak asasi manusia yang terkemuka di Cina, mencukur habis rambut mereka pada Senin (17/12). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes atas ‘penganiayaan’ terhadap suami mereka yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
Para istri itu secara bergantian mencukur rambut masing-masing. Lalu menempatkan rambut itu dalam sebuah kantong plastik transparan bersama dengan foto suami sebelum menuju Mahkamah Agung Rakyat Cina untuk mengajukan petisi.
Li Wenzu, salah satu istri mengatakan, dia tidak dapat mengunjungi suaminya, Wang Quanzhang, seorang pengacara HAM, sejak suaminya itu hilang dalam sebuah penindasan pada 2015 silam. Li menambahkan, hakim dalam persidangan Wang telah menunda proses hukum dan mencegahnya menunjuk pengacara yang dipilihnya sendiri.
Ia menjelaskan, suaminya, Wang ditahan di Tianjin karena dicurigai mengkritik pemerintahan. Tetapi baik Li dan tujuh pengacara yang ditunjuknya untuk mencoba mewakili Wang tidak dapat mengunjungi suaminya di penjara.
“Kita bisa pergi tanpa rambut, tetapi Anda tidak bisa melanggar hukum,” kata Li bersama para istri yang lain di akhir aksi mereka.
Permintaan untuk mengirim faksimile ke Mahkamah Agung Rakyat Cina dan Pengadilan Tingkat Tinggi Nomor 2 Tianjing, tempat kasus Wang ditetapkan untuk didengar pada tanggal yang tidak diketahui, tidak mendapat respons dari pihak terkait.
Seorang aktivis HAM mengatakan, pihak berwenang telah menanggapi hal tersebut dengan menggunakan tindakan penahanan yang lebih ‘lunak’, seperti tahanan rumah. Sehingga menjaga anggota keluarga agar tidak menyampaikan tuntutan mereka.