REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Charles Honoris menyindir pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang menyebut 'Indonesia punah jika Gerindra kalah' di Pemilu 2019. Charles menilai, apa yang disampaikan Capres nomor urut 2 itu hanya delusi.
Menurut anggota Fraksi PDIP DPR RI itu, pernyataan Prabowo sama nilainya dengan ucapan sebelumnya yang mengatakan jika 'Indonesia akan bubar pada 2030'. "Yang ternyata dikutip dari novel fiksi. Itu hanya delusi," ujar Charles Honoris, Selasa (18/12).
Charles melanjutkan, sebab Partai Gerindra sendiri baru berdiri 10 tahun lalu yakni di 2008, dimana saat usia Republik Indonesia ini sudah 63 tahun. "Kok Prabowo tiba-tiba merasa Gerindra seperti satu-satunya parpol yang berjuang mendirikan republik ini sehingga tanpanya Indonesia akan punah?," sindirnya.
Sedangkan, kata Charles, PDI Perjuangan saja yang punya keterkaitan sejarah dan ideologis dengan PNI, dan didirikan oleh Bung Karno tidak pernah sama sekali merasa seperti itu. "Padahal PNI didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka pada 1927," ucapnya.
Charles menilai salah satu alasannya, PDI Perjuangan sadar Republik Indonesia bisa terus bergerak maju, karena di era Presiden Jokowi sampai saat ini, berkat gotong royong dan kekuatan kolektif seluruh elemen bangsa. Bukan karena satu atau dua parpol saja.
Sedangkan Partai Gerindra, menurutnya, kalau publik boleh sedikit mengingat, Gerindra justru lahir setelah Orde Baru. Dimana saat Orde Baru dahulu, pemerintahan dipimpin oleh mertua Prabowo selama 32 tahun, kemudian telah punah karena ditumbangkan oleh kekuatan rakyat.
"Jadi kalau dibilang Indonesia akan punah kalau Gerindra kalah, maka rakyat Indonesia jugalah yang akan menertawakan Prabowo," kata Charles kembali menyindir Prabowo.