Selasa 18 Dec 2018 14:29 WIB

Garap Lahan Rawa, Amran: Kalsel Lumbung Pangan di Luar Jawa

Enam provinsi yang akan dijadikan proyek percontohan program 'Serasi'.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersiap menabur benih padi pada lahan rawa di Provinsi Kalimanan Selatan, Selasa (18/12)
Foto: Foto: Humas Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersiap menabur benih padi pada lahan rawa di Provinsi Kalimanan Selatan, Selasa (18/12)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Kementerian Pertanian terus buktikan komitmennya dalam memanfaatkan lahan rawa untuk pertanian. Kali ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambangi Kalimantan Selatan untuk menggiatkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). 

“Kami jalankan proyek strategis untuk Provinsi Kalimantan Selatan . Mimpi besar kami Kalimantan Selatan menjadi penopang pangan di luar Jawa,” seru Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Selasa (18/12). 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku, optimis program ini akan memberi dampak baik pada semua pihak. Sebab, menurut dia, program Serasi merupakan mimpi lama yang baru terealisasi tahun ini. 

“Saya yakin dengan program Serasi, maka petani bisa untung 6 kali lipat. Pertama, produktivitas meningkat dari 2 ton menjadi 6 ton per hektare. Selain itu, waktu menanam jauh lebih singkat, dari 25 hari menjadi 3 jam. Tentunya ini sesuai dengan misi kita untuk tingkatkan kesejahteraan petani," ujar Amran.

Kalimantan Selatan merupakan satu dari enam provinsi yang akan dijadikan proyek percontohan program Serasi. Lima provinsi lainnya adalah Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah.

"Strategi percepatan implementasi ini adalah mencari alternatif lahan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan. Apalagi potensi lahan rawa di Indonesia sangat besar," ujar Amran.

Lahan rawa di wilayah Kalimantan Selatan yang sudah teridentifikasi berpotensi digarap sebagai lahan pertanian mencapai 450 ribu hektare. Sebagai pilot project, seluas 200 ribu hektare lahan rawa akan dioptimalkan. 

Untuk optimasi lahan rawa di wilayah ini, Kementan mengirimkan bantuan berupa puluhan alat mesin pertanian (alsintan) seperti  escavator besar, escavator kecil, traktor roda empat, RMU (mesin penggiling padi), pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain. 

photo
Penggunaan alat berat escavator untuk lahan pertanian di Kalimantan Selatan. (Foto: Humas Kementan)

“Pemanfaatan rawa nantinya akan saling terintegrasi antara lahan ternak, perkebunan dan sawah. Pelaksanaannya pun dilakukan  bersama lintas sektoral dan bersinergi dengan pemangku kepentingan seperti kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Lembaga Keuangan,” ujar Amran.

Modernisasi dukung korporasi petani

Dalam program Serasi, pemerintah mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui konsep koperasi yang dikorporasikan. Selama setahun, program Serasi akan dibiayai oleh pemerintah pusat. 

“Kemudian di tahun berikutnya, terus bertransformasi menjadi korporasi, sehingga dikelola secara matang dengan perhitungan profit yang profesional,” kata Amran.

Untuk mendukung korporasi petani, pemerintah juga merombak sistem pertanian yang konservatif menjadi modern. Perombakan dimulai dari sektor produksi hingga proses pascaproduksi.

Modernisasi dalam optimasi lahan rawa dilaksanakan melalui tata kelola air dan lahan, seperti kegiatan rehabilitasi dan atau penyempurnaan infrastruktur pintu air irigasi, penguatan pematang, tanggul, drainase, tabat, surjan dan lainnya. 

“Penerapan teknologi budidaya tanaman ini disesuaikan dengan tipologi lahan. Semuanya dikelola modern,” tandas Amran.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Banjar Khalilurrahman menyampaikan, bahwa kabupatennya memiliki lahan sawah seluas 500 ribu hektare. Lahan pertanian disebutnya terus berkurang karena alih fungsi lahan pertanian. 

“Potensi lahan rawa di sini masih sangat luas. Karena itu, kami sangat menyambut positif proyek Serasi di kabupaten kami,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, mayoritas lahan sawah masih ditanami setahun sekali. Khalilrurrahman mengharapkan, dengan digiatkannya program Serasi, pertanaman bisa dilakukan dua hingga tiga tahun sekali. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement