Selasa 18 Dec 2018 16:40 WIB

Filipina Kerahkan Pasukan Berhijab, Ini Tujuannya

Pasukan diterjunkan ke daerah-daerah berpenduduk Muslim.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Duterte
Foto: ABC News
Presiden Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Puluhan prajurit perempuan berhijab akan ditempatkan di seluruh Filipina sebagai bagian dari inisiatif kontraterorisme. Pasukan berhijab ini bertugas untuk memberikan dukungan vital bagi masyarakat yang menderita trauma akibat pertempuran.

Penempatan pasukan ini di wilayah-wilayah utama di seluruh negeri menyusul keberhasilan penyebaran mereka selama pengepungan di Marawi tahun lalu. Saat itu teroris lokal yang berafiliasi dengan ISIS sedang menguasai kota tersebut.

Kolonel Angkatan Darat Romeo Brawner Jr. mengatakan pasukan berhijab tersebut telah dilatih untuk mencegah dan melawan ekstremisme. Seperti halnya Marawi, pasukan berhijab juga akan dikerahkan ke daerah lain, termasuk Kota Caloocan, Malabon, Navotas, dan Valenzuela, serta Desa Maharlika.

"Karena keberhasilan mereka di Marawi, diyakini mereka juga akan efektif di tempat lain. Mereka akan menyediakan layanan budaya dan psikososial di masyarakat," ujar dia kepada Arab News. Menurut dia, pasukan ini akan membantu menjaga ketertiban dan keamanan di kota-kota.

Baca juga, Kisah Kota Marawi Berusahan Bangkit dari Kehancuran Perang.

Pekan lalu, Angkatan Darat Filipina mengadakan upacara khusus untuk memberi apresiasi terhadap kontribusi pasukan berhijab dalam melakukan rehabilitasi di Marawi. Unit tentara yang terdiri dari empat perwira dan 56 personel tamtama ini dianugerahi Medali Merit Militer atas tugas mereka di Marawi pada 2017.

Keterlibatan utama mereka adalah memberikan dukungan kepada pemerintah lokal dan lembaga-lembaga lain dalam membantu masyarakat yang terlantar akibat pertempuran yang berlangsung selama lima bulan antara pasukan pemerintah dan kelompok teror Maute. Mereka secara khusus fokus pada pendidikan perdamaian dan membantu dalam memulihkan psikososial, terutama pada anak-anak dan remaja.

Pengerahan tentara perempuan berhijab ini terkonsentrasi di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement