Selasa 18 Dec 2018 17:45 WIB

Terowongan Israel-Lebanon Dinilai Langgar Resolusi PBB

Israel menemukan dua dari empat terowongan yang menyeberangi Israel dan Lebanon.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Tentara Israel di dekat perbatasan Israel-Lebanon.
Foto: AP/Ariel Schalit
Tentara Israel di dekat perbatasan Israel-Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon mengatakan keberadaan terowongan perbatasan Israel-Lebanon melanggar perjanjian gencatan senjata 2006.

Israel mengaku telah menemukan dua dari empat terowongan yang menyeberangi perbatasan antara kedua negara. Dilansir Aljazirah, Selasa (18/12), dalam sebuah pernyataan pada Senin, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan   dua dari terowongan yang ditemukan melintasi Garis Biru.

"Ini merupakan pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701," kata pasukan penjaga perdamaian dalam sebuah pernyataan. Pernyataan itu mengacu pada perjanjian yang mengakhiri perang 34 hari antara Hizbullah dan Israel pada 2006.

Di bawah resolusi, tentara Lebanon bertanggung jawab untuk keamanan di sisi perbatasannya di mana kekuatan bersenjata lainnya, termasuk Hizbullah, dilarang.

Israel menuduh Hizbullah menggali terowongan. Kelompok bersenjata Lebanon belum berkomentar mengenai operasi PBB.

Pada Ahad, tentara Israel mengaku menemukan terowongan keempat yang kemudian dihancurkan. Itu merupakan sebagai bagian dari operasi militer yang diluncurkan Israel pada awal Desember. Operasi tersebut bertujuan untuk menggagalkan serangan potensial ke wilayah Israel.

Pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan mereka akan melanjutkan penyelidikan teknis. UNIFIL menggambarkan bahwa penemuan terowongan baru-baru ini merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. UNIFIL meminta tindakan segera oleh pihak berwenang Lebanon.

Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengatakan negaranya berkomitmen untuk melaksanakan sepenuhnya perjanjian gencatan senjata dan menghormati Garis Biru. Dalam pertemuan dengan kepala UNIFIL, Jenderal Stefano Del Col, Hariri mengatakan bahwa tentara Lebanon akan melakukan patroli untuk menangani permasalahan dalam pelaksanaan gencatan senjata.

Sebelumnya pada Senin, tentara Lebanon bersiaga setelah pasukan Israel meluncurkan kawat berduri di sepanjang perbatasan. Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan, insiden itu terjadi di pinggir desa selatan Mays al-Jabal. Pasukan Israel memasang kawat sepanjang 200 meter. Pasukan Lebanon memprotes tindakan tersebut karena kawat  ditempatkan di sisi perbatasan mereka.

Militer Israel mengatakan kawat itu dipasang  di wilayah Israel, berkoordinasi dengan pasukan penjaga perdamaian. Tidak ada insiden kekerasan yang dilaporkan.

Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan pasukan UNIFIL dikerahkan di daerah perbatasan untuk meredakan situasi, mencegah kesalahpahaman dan menjaga stabilitas. "Situasi di daerah itu sekarang tenang dan pasukan kami berada di sana," kata Tenenti.

Israel dan Hizbullah, yang secara teknis masih berperang, telah menghindari konflik besar di perbatasan sejak 2006. Presiden Lebanon Michel Aoun, sekutu politik Hizbullah, pekan lalu mengatakan  operasi militer Israel bukan ancaman terhadap perdamaian. Menurutnya, Beirut siap  menghapus penyebab perselisihan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait pernyataan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement