REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Dakwah Indonesia (Pusdai) Jawa Barat menggelar Disabilitas Mengaji di Bale Asri, Pusdai, Kota Bandung, Selasa (18/12). Dalam pengajian ini lebih dari 300 orang berkontribusi untuk melakukan khataman Alquran bersama selama tiga jam.
Ketua Aliansi Perempuan Disabilitas dan Lansia, Sri Agustini menyambut baik acara ini. Apalagi, Mengaji Disabilitas bisa dilaksanakan secara berkala setiap Pusdai Milad digelar.
Sehingga banyak keuntungan yang didapat oleh jamaah penyandang disabiliitas. Termasuk bersilaturahmi antaryayasan dan komunitas penyandang disabilitas.
Sri mengakui bahwa penyandang disabilitas sudah memiliki kebutuhan untuk beribadah dengan baik. Seperti bagi penyandang tuna netra yang telah difasilitasi Alquran braile.
"Alquran braille sudah sangat banyak. Karena saking banyaknya, teman-teman juga perlu pendampingan," kata Sri ketika ditemui Republika.co.id.
Kegiatan Disabilitas Mengaji dari Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat di Bale Asri, Pusdai, Kota Bandung, Selasa (18/12). Kegiatan tersebut berhasil memecahkan rekor sebagai pengajian dengan jamaah disabilitas terbanyak dan khatam Alquran disabilitas tercepat oleh Original Rekor Indonesia Award.
Dia menuturkan, bagi penyandang tuna daksa maupun tuna grahita tidak memiliki permasalahan dalam mempelajari Alquran karena masih menggunakan Alquran biasa. Sehingga tidak memiliki masalah berarti dalam mempelajari Alquran.
Dia berharap, dengan adanya acara Mengaji Disabilitas ini dapat menjadi kesempatan untuk membantu sesama. "Mudah-mudahan tahun ini disabilitas sukses dunia akhirat. Tahun depan bisa bertambah lagi jamaahnya," kata Sri.
Sementara itu Ketua DKM Pusdai KH Choirul Anam menuturkan, jamaah penyandang disabilitas memiliki pengaruh besar pada kemaslahatan umat. Menurutnya, kebersamaan umat bisa terlihat ketika membantu sesama umat muslim.
"Ini sebagai salah satu kepedulian Pusdai. Bahwa penyandang disabilitas harus memiliki kemampuan, khususnya dalam membaca Alquran," tegas Choirul.