Selasa 18 Dec 2018 22:46 WIB

Serangan Udara AS Tewaskan 60 Milisi al-Shabaab

AS menilai al-Shabaab tetap menjadi ancaman, meski alami kemunduran.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Gerilyawan Ash-Shabaab, yang menguasai Somalia.
Foto: Reuters
Gerilyawan Ash-Shabaab, yang menguasai Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Amerika Serikat (AS) melancarkan empat serangan udara dan menewaskan 32 militan al-Shabab pada akhir pekan lalu. Serangan dilanjutkan pada Ahad (16/12) yang menewaskan 28 militan.  Ini serangan paling mematikan di Somalia sejak November 2017 ketika AS mengklaim telah menewaskan 100 militan.

Militer AS mengatakan, tidak ada warga sipil yang tewas dalam serangan udara terakhir yang dilakukan dalam koordinasi dengan pemerintah Somalia.

"Bersamaan dengan mitra Somalia dan internasional kami, kami berkomitmen untuk mencegah al-Shabab mengambil keuntungan dari tempat berlindung yang aman dari mana mereka dapat membangun kapasitas dan menyerang rakyat Somalia," kata Komando Afrika AS seperti dilansir BBC, Selasa (18/12).

Baca juga,  al-Shabaab Klaim Bom Bunuh Diri Mereka Tewaskan 27 Tentara.

Al-Shabaab belum mengomentari serangan terbaru ini. Kelompok pemerhati keamanan yang bermarkas di Somalia, Hiraal Institute mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada November bahwa al-Shabab telah dipaksa untuk mengubah taktik mereka menyusul meningkatnya serangan udara oleh militer AS.

Hiraal Institute mengatakan,  al-Shabab kini melakukan lebih sedikit serangan massal terhadap pangkalan militer. Mereka justru melancarkan serangan terhadap kantor-kantor pemerintah dan bisnis yang menolak membayar pajak.

Departemen luar negeri AS, dalam laporan terbaru tentang terorisme, menggambarkan Somalia sebagai "tempat aman teroris". Menurut mereka, al-Shabab tetap menjadi ancaman, meski mengalami kemunduran.

Somalia mengalami peningkatan tajam dalam jumlah serangan udara sejak Presiden AS Donald Trump berkuasa pada Januari 2017. Penghitungan oleh Biro Jurnalisme Investigasi mengungkapkan bahwa setidaknya 400 orang telah tewas dalam serangan udara sejak awal tahun 2017. Angka itu jauh lebih banyak dari gabungan jumlah korban pada 10 tahun sebelumnya.

Serangan terakhir menewaskan setidaknya 40 militan yang dilakukan di Somalia sejauh tahun ini, dibandingkan dengan 35 militan yang tercatat pada tahun 2017.

AS diketahui memiliki pangkalan militer yang sangat besar di negara tetangga Djibouti, lokasi mereka meluncurkan serangan terhadap militan. Trump telah memberi otoritas militer yang lebih besar pada Maret 2017 untuk menyerang militan di Somalia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement