Rabu 19 Dec 2018 09:48 WIB

1.000 Sapi Belgian Blue Hasil Inseminasi akan Lahir di 2019

Sapi ini diharapkan membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Sapi Belgian Blue di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden.
Foto: Kementan
Sapi Belgian Blue di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak tujuh ekor sapi dengan perototan besar, yaitu Belgian Blue, kini sudah bisa dijumpai di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden. BBPTUHPT Baturraden merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang saat ini diberikan mandat untuk mengembangkan sapi Belgian Blue bersama dengan 10 UPT lainnya di Kementerian Pertanian (Kementan).

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita menuturkan, pengembangan sapi Belgian Blue merupakan instruksi dari Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. "Sehingga, pada 2019, akan lahir Belgian Blue sebanyak 1.000 ekor dari hasil penerapan teknologi IB (Inseminasi Buatan) dan TE (Transfer Embrio)," ucapnya dalam siaran pers, Rabu (19/12).

Ketut menuturkan, terdapat tiga pola warna pada sapi Belgian Blue ini, yaitu hitam (pie-black/pie-noire), semua putih dan roan (pie-blue). Sapi Belgian Blue ini diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak.   

Ketut mengatakan, selain digunakan sebagai upaya pemenuhan produksi daging, keberadaan Belgian Blue juga digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal. Beberapa penelitian menyebutkan, perototan yang sangat ekstrem pada sapi Belgian Blue disebabkan oleh mutasi pada gen myostatin. Gen itu bertanggung jawab terhadap pertumbuhan otot pada sapi.  Mutasi inilah yang menyebabkan terjadinya muscular hypertrophy (MH) pada beberapa bangsa sapi.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah perototan luar biasa. "Dengan begitu, jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak pada daging yang rendah," tutur Ketut.

Ia menceritakan, jika di Belgia, 95 persen sapi potong merupakan sapi Belgian Blue (DM-BB)  yang mampu menyumbang 65 persen dari total produksi daging dan 75 persen produksi daging merah.  Hal ini yang menginspirasi pemerintah ke depan untuk dapat menyebarkan Belgian Blue ke peternak dalam bentuk semen beku maupun embrio.

Beberapa bulan yang lalu, Ketut menambahkan, UPT ini juga telah mampu mendistribusikan bantuan sapi indukan impor sebanyak 1.225 ekor kepada 80 kelompok peternak dan 2 UPTD yang berada di 35 Kabupaten di lima provinsi. "Provinsi tersebut meliputi Kalimantan Barat, Jawa Tengah ,Jawa Barat, Jawa Timur dan DI Yogyakarta," katanya.  

Selain untuk pengembangan ternak ruminansia kecil, BBPTUHPT Baturraden juga telah mendistribusikan pemberian bantuan kambing di beberapa wilayah Jawa dan luar Jawa dalam rangka peningkatan ternak potong lokal.

I Ketut Diarmita juga mengapresiasi pencapaian kinerja BBPTUHPT Baturraden dalam mensukseskan program Kementerian Pertanian. Khususnya, dalam pendistribusian bantuan ayam, pakan, dan paket obat-obatan dalam program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) di Kabupaten Brebes kepada 28.460 RTM yang telah tercapai 100 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement