REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu Raja Yordania Abdullah II di Amman, Selasa (18/12). Mereka menbahas tentang perkembangan situasi di Palestina dan kawasan.
Dilaporkan laman kantor berita Palestina, WAFA, Abbas memaparkan kepada Raja Abdullah tentang serangan pasukan Israel baru-baru ini ke Tepi Barat. Mereka menggerebek kantor-kantor lembaga pemerintah serta melakukan pembongkaran rumah warga.
Abbas mengutarakan kecemasannya tentang kian masifnya proyek pembangunan permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Ia mengatakan hal itu telah mengorbankan banyak kehidupan warga Palestina. Sebab tanah mereka dirampas untuk dijadikan permukiman Yahudi.
Abbas mengapresiasi Yordania dan Raja Abdullah atas dukungan yang telah diberikan kepada rakyat Palestina. Ia menekankan perlunya menjaga koordinasi dan konsultasi yang intens antara Yordania-Palestina.
Raja Abdullah pada gilirannya menyorot perlunya memecahkan kebuntuan dalam proses perdamaian, yakni dengan meluncurkan perundingan yang serius serta efektif antara Palestina dan Israel atas dasar solusi dua negara.
Namun hal itu harus mengarah pada pembentukan negara merdeka Palestina dengan garis perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Raja Abdullah mengutarakan penolakan dan protes atas praktik-praktik sepihak Israel membangun permukiman di wilayah Palestina yang diduduki.
Ia menilai hal itu merupakan hambatan konkret untuk mencapai perdamaian yang adil dan permanen berdasarkan solusi dua negara.
Ia meminta komunitas internasional memikul tanggung jawab dan menekan Israel menghentikan tindakan sepihaknya, termasuk dalam hal pembangunan permukiman di wilayah Palestina. Sebab apa yang dilakukan Israel berpotensi memicu kekerasan lebih lanjut.
Raja Abdullah menegaskan dukungannya untuk Palestina. Yordania akan berdiri dengan segala potensi dan kemampuannya agar Palestina memperoleh hak dan keadilan yang selama ini diperjuangkan.