REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Jajaran direksi Sriwijaya FC bersiap melepas semua saham kepemilikan klub setelah terdegradasi ke Liga 1. Muddai Maddang, Plt Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM)--perusahaan pengelola Sriwijaya FC-- mengatakan, manajemen bersedia melepas semua kepemilikan demi kebangkitan tim.
“Saya bersedia melepas semua saham kepemilikan kalau ada yang berminat. Hal ini sebagai respons dari kami untuk menyelamatkan Sriwijaya FC,” kata Mudai Maddang, seperti dikutip dari laman resmi Liga Indonesia Baru (LIB), Rabu (20/12).
Ia mengatakan, pelepasan saham mayoritas Sriwijaya demi memastikan penguatan aspek keuangan tim tersebut. Rencana direksi menjual Sriwijaya, sebetulnya sudah terjadi sejak September lalu. Muddai, kepada media pernah mengungkapkan, ada tiga pengusaha lokal yang berpotensi mengambil alih kepemilikan Sriwijaya. Satu di antaranya, yaitu Erick Thohir. Erick dan Muddai sama-sama di kepengurusan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Sedangkan dua pengusaha lain, Muddai belum mengungkapkan jati dirinya. Yang pasti, kata dia, pelepasan saham mayoritas Sriwijaya saat ini dibutuhkan sebagai bagian dari jalan mengembalikan reputasi klub asal Sumatra Selatan tersebut di kompetisi utama nasional.
Tutup musim Liga 1 2018, Sriwijaya tak mampu mempertahankan reputasi tersebut. Sriwijaya mengakhiri musim kompetisi 2018 dengan predikat tim terdegradasi. Posisi tersebut, membuat Laskar Wong Kito terlempar ke kasta kedua dengan menjadi peserta Liga 2 2019. Muddai mengatakan, adanya kepemilikan yang baru di Sriwijaya, mampu mendorong tim tersebut kembali ke Liga 1 pada musim 2020.