REPUBLIKA.CO.ID, PAINAN -- Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, memvaksin 4.000 hewan ternak seperti sapi dan kerbau di daerah setempat sepanjang 2018. Vaksin dilakukan sebagai upaya mencegah penyakit Septicemia Epizootica (SE) atau ngorok.
"Setiap tahunnya kami rutin memvaksin hewan ternak untuk mencegah penyakit ngorok ini, harapannya bisa menekan penyakit tersebut," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat, Hazrita di Painan, Rabu (19/12).
Dengan vaksin ini maka ternak akan sulit terpapar penyakit yang bisa menular melalui kontak langsung dari ternak ke ternak.
Penyakit ngorok bisa menyebabkan beberapa hal di antaranya menyebabkan ternak lesu, demam hingga pencernaannya terganggu. Akibatnya ternak akan mengalami penurunan bobot tubuh apabila tidak segera ditangani dengan cepat.
Bahkan pada kondisi yang parah serta tidak mendapat penanganan maka akan menyebabkan ternak mati. Vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan ternak dari penyakit ngorok dilakukan secara acak di 15 kecamatan di daerah setempat.
Jika di satu lokasi pada sebuah kecamatan telah dilaksanakan vaksin maka pada tahun berikutnya masih di kecamatan yang sama, baru vaksinasi akan dilakukan di lokasi lainnya. "Kami tidak bisa menyebutkan kecamatan yang satu rawan penyakit ngorok dan yang tidak, karena setiap ternak berpotensi mengalaminya makanya kami melakukan vaksinasi secara bergantian," katanya.
Di Pesisir Selatan pada 2017 populasi sapi mencapai 81.786 ekor atau naik jika dibandingkan dengan 2016 sebanyak 80.976 ekor. Sementara populasi kerbau pada 2017 sebanyak 8.506 ekot, juga mengalami peningkatan jika dibanding 2016 yang hanya 8.430 ekor.