REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film drama komedi keluarga Cek Toko Sebelah hadir dalam format serial yang tayang mulai Desember 2018 hingga Januari 2019. Menariknya, produksi orisinal HOOQ itu melibatkan tiga sutradara sekaligus dalam proses produksinya.
Serial diarahkan oleh sutradara film awal Ernest Prakasa, bersama Arie Kriting dan Bene Dionysius. Masing-masing menyutradarai empat episode. Tidak tanggung-tanggung, ada enam penulis yang menggarap skenario 12 episodenya.
"Industri film saat ini butuh banyak sumber daya manusia baru. Ini adalah wujud dari regenerasi yang coba kami lakukan guna menghadirkan konten berkualitas bagi penonton Indonesia," kata Ernest yang juga berperan sebagai tokoh Erwin.
Dia menjelaskan, serial Cek Toko Sebelah adalah sidequel atau sekuel sampingan dari filmnya. Latar waktu cerita dalam serial ada di tengah-tengah film, tepatnya saat tokoh Erwin cuti sebulan untuk membantu ayahnya mengelola toko.
Konflik bermula ketika Erwin ingin membuat perubahan di toko Koh Afuk agar lebih modern dan efisien. Koh Afuk agak ragu dengan rencana itu, ditambah para pegawai yang kurang menerima ide dan tidak menganggapnya serius.
Ernest mengatakan, tiap episode yang berdurasi 25 sampai 30 menit tetap menonjolkan komedi yang dekat dengan keseharian. Saat menentukan linimasa serial, pendekatan yang dia lakukan bersama dua sutradara lain serupa dengan filmnya.
Serial menjadi debut penyutradaan bagi Arie Kriting dan Bene Dionysius. Meski tidak terlibat dalam produksi filmnya, Arie mengatakan tidak mengalami kendala tertentu karena dia telah beberapa kali bekerja bersama Ernest sebagai konsultan komedi.
"Yang terpenting adalah memahami selera komedi yang ada pada sebuah film atau tayangan, jadi saat eksekusi tidak lari dari garis besar yang diusung," ungkap Arie yang semula dikenal sebagai pelawak komedi tunggal itu.