REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Cek Toko Sebelah kini disajikan dalam bentuk serial yang merentang selama 12 episode. Salah satu sutradara, Ernest Prakasa, menyebutkan perbedaan komedi pada serial produksi orisinal HOOQ tersebut dengan filmnya.
"Kami fokus ke komedi-komedinya yang dibuat lebih 'receh' daripada di filmnya. Tema besarnya tetap benang merah soal modernisasi toko dengan adegan yang lebih banyak di toko," ujar Ernest yang bekerja sama dengan sutradara Bene Dionysius dan Arie Kriting.
Ungkapan 'receh' yang dimaksud adalah humor yang berangkat dari hal sepele tapi mengundang gelak tawa. Kelucuan bersumber dari dialog, gestur, perilaku khas para tokoh, serta berbagai situasi lain yang hadir pada adegan.
Serial melanjutkan kesuksesan film layar lebar Cek Toko Sebelah yang diproduksi oleh Starvision. Sinema itu berhasil menarik perhatian lebih dari 2,5 juta penonton sejak penayangannya pada Desember 2016. Serial diharapkan menjadi tayangan positif yang menghibur.
Country Director HOOQ Indonesia, Guntur Siboro, mengatakan bahwa pihaknya akan terus menambah serial lokal yang berkualitas. Peluncuran serial produksi orisinal HOOQ itu menjadi langkah nyata komitmen mendukung industri film Indonesia.
Menurut Guntur, tayangan film di HOOQ penting untuk perolehan jumlah penonton, sementara serial penting untuk mempertahankan keterlibatan pengguna. Kehadiran serial Cek Toko Sebelah diyakini bisa menjaring penonton dan menjaga loyalitas pengguna.
"Mengingat perkembangan industri film Indonesia semakin cepat, tantangan terberat adalah menyediakan konten lokal terbaik. Karena itu, kami mendorong hadirnya serial, baik yang berdiri sendiri atau yang bermula dari film," ungkapnya.
Serial Cek Toko Sebelah dibintangi Ernest Prakasa, Chew Kin Wah, Dion Wiyoko, Adinia Wirasti, Gisella Anastasia, Dodit Mulyanto, Awwe, Adjis Doaibu, Yusril Fahriza, dan Arafah Rianti. Penikmat drama komedi dapat menyimaknya di HOOQ mulai Desember 2018 sampai Januari 2019.