REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pegadaian (Persero) terpilih sebagai BUMN Terbaik untuk sektor keuangan bidang pembiayaan dan keuangan lainya dalam acara penganugerahan Tokoh Finansial Indonesia (TFI) ke 15. Ini adalah kali ketiga yang diperoleh Pegadaian.
Pegadaian dinilai berhasil mengusung inovasi dan strategi baru dalam pengembangan bisnis di tengah perlambatan ekonomi. Penghargaan ini diberikan oleh Majalah Investor kepada Pegadaian atas kinerja BUMN dengan menggunakan penilaian kualitatif, sumber informasi sekunder dan diskusi intensif di antara dewan juri.
Adapun para dewan juri antara lain Ekonom Aviliani, Dewan Audit OJK Hotbonar Sinaga, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Suheri, Firmanzah Rektor Paramadina, Ketua Kajian Asosiasi Emiten Indonesia Gunawan Tjokro.
"Ketika semua industri keuangan dituntut untuk survive karena berbagai tantangan lokal maupun global, Pegadaian tetap mampu membukukan kinerja keuangan yang positif, sehingga dinilai layak menjadi inspirasi bagi perusahaan lain," ujar Sunarso, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), disela-sela penganugerahan TFI dan BUMN Terbaik ke 15, Rabu (19/12), di Jakarta.
Sunarso menambahkan penghargaan ini diberikan kepada Pegadaian karena dinilai sigap dalam menghadapi disrupsi dan turbulensi. "Ketika lingkungan bisnis keuangan mengalami perubahan yang dinamis, Pegadaian mampu terus bertumbuh dan melakukan transformasi bisnis," ujar dia.
Dia menambahkan penghargaan ini menjadi pembuka jalan Pegadaian untuk melantai di bursa pada 2022. "Kami saat ini masih sedang merampungkan proses transformasi dan mempersiapkan aksi korporasi tersebut, sekaligus menunggu izin dari Kementerian BUMN. Pegadaian menjadi perusahaan terbuka bukan hanya untuk mencari pendanaan baru, tapi untuk meningkatkan manajemen perusahaan untuk lebih profesional dan transparan,” kata Sunarso.
Kinerja keuangan Pegadaian selama kuartal lll 2018 memiliki omset mencapai Rp 87,031 triliun. Ditargetkan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 130 triliun. Sedangkan untuk laba bersih juga ditargetkan sebesar Rp 2,7 triliun, naik dari perolehan 2017 sebesar Rp 2,5 triliun. Perseroan juga menargetkan aset meningkat menjadi Rp 58 triliun serta jumlah penyaluran pinjaman naik sekitar Rp 10 triliun menjadi Rp 48,3 triliun.