Kamis 20 Dec 2018 14:20 WIB

Transisi Hijrah Indah Dewi Pertiwi

Proses hijrah Indah dimulai dari kegetolannya ikut kajian.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Indira Rezkisari
Penyanyi Indah Dewi Pertiwi memberikan keterangan kepada media pada acara Konser Satu Hati di Kuningan City, Jakarta, Sabtu (27/1).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Penyanyi Indah Dewi Pertiwi memberikan keterangan kepada media pada acara Konser Satu Hati di Kuningan City, Jakarta, Sabtu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyanyi Indah Dewi Pertiwi sudah memutuskan berhijrah sejak April 2018. IDP, sapaanya mengaku memiliki masa transisi tersendiri dalam proses berhijrah.

"Sebenarnya, keinginan untuk berhijab sudah lama, tapi mantapnya itu memang April," kata Indah yang biasa disebut IDP di Hotel Horison, Kota Bandung. Proses hijrah diawali dengan ajakan teman-temannya yang sudah terlebih dahulu berhijrah. IDP mengikuti kajian dan masih lepas pakai jilbab.

"Tapi lama kelamaan saya jadi ketagihan untuk ikut kajian-kajian, tapi belum mantap berhijrah," terangnya.

Saat itu, IDP belum mantap menggunakan hijab karena takut rezekinya sebagai penyanyi hilang. Namun IDP masih rajin mengikuti kajian bersama teman-temannya.

Hingga akhirnya, IDP mengalami kekosongan dalam hati dan disarankan membaca Alquran yang berisi mengenai masa jahiliyah. Tanpa menunggu lama, keesokan harinya IDP mantap berhijrah.

"Saya saat itu tidak bilang sama siapapun, sampai orang tua saya tahu dari media," kata IDP.

Dari saat itu juga, IDP menghentikan kegiatannya sementara waktu. Saat itu IDP sedang sakit, sehingga dia gunakan untuk musahabah diri.

IDP jadi lebih memilah pekerjaannya. Banyak pekerjaan yang mengharuskannya tampil dengan penampilan tertentu dan tempat tertentu. "Sampai ada yang saya tolak ketika harus manggung di kafe. Ternyata mereka kira saya hijrah itu hoaks," tawa IDP.

Setelah berhijrah, IDP mengakui mendapat kesempatan untuk berangkat ke Palestina. Di sanalah dia memantapkan diri untuk terus berhijrah.

Menurutnya, salah satu orang yang paling bersyukur karena keputusan hijrahnya adalah orang tuanya. IDP memang sudah tinggal terpisah dengan sang ayah sejak usianya 13 tahun dan tidak lagi tinggal bersama dengan ibunya.

"Dia bersyukur, bagaimana saya mengerti kita di dunia ini untuk apa, apa visi misi selama kita hidup di dunia," jelas IDP.

Setelah mantap berhijrah, kini IDP lebih banyak mengikuti kegiatan kajian. Dia mengakui bahwa tidak takut rezkinya selama sebelum berhijrah akan hilang. Karena dia yakin jalan yang Allah berikan sudah yang terbaik untuknya.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement