Kamis 20 Dec 2018 18:10 WIB

Krisis Hubungan Kanada dan Cina Diprediksi Tarik Uni Eropa

Mantan Diplomat Kanada yang ditangkap Cina juga berwarga negara Hungaria.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Uni Eropa.
Foto: EPA/Patrick Seeger
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Mantan diplomat Kanada yang ditahan Cina Michael Kovrig ternyata juga berwarga negara Hungaria. Sumber yang dekat dengan persoalan ini mengatakan fakta tersebut kemungkinan besar menarik Uni Eropa masuk ke dalam kasus yang memperburuk hubungan Kanada dan Cina ini.

Beberapa sumber yang mengetahui situasinya mengatakan Kovrig yang juga berwarga negara Hungaria dapat meningkatkan ketegangan dalam kasus ini. Kemungkinan keterlibatan Uni Eropa dalam persoalan ini juga akan memberikan tekanan yang lebih besar lagi ke Cina.

Pasalnya Eropa rekan dagangan terbesar Negeri Tirai Bambu. Para sumber mengatakan saat ini Kedutaan Besar Hungaria di Beijing juga tengah mencari cara untuk bisa mendapatkan akses ke Kovrig.

"Izinnya belum dipenuhi," kata salah seorang sumber, Kamis (20/12).

Pihak berwenang Cina menahan Michael Kovrig yang berkerja di lembaga think-tank internasional International Crisis Group di Beijing pekan lalu karena ia dicurigai melakukan aktivitas yang membahayakan keamanan dalam negeri Cina. Warga Kanada kedua yang ditangkan Cina adalah seorang pengusaha Michael Spavor dengan tuduhan yang sama.

Penangkapan mereka dilakukan setelah Kanada menahan petinggi perusahaan teknologi Cina Huawei, Meng Wanzhou pada 1 Desember lalu. Penangkapan itu berdasarkan permintaan Amerika Serikat (AS) yang tengah terlibat perang dagang dengan Cina.

Baik Kanada maupun AS mengungkapkan keprihatinan mereka atas penangkapan dua warga Kanada Tersebut. Diplomat Kanada sudah menemui keduanya tapi belum diketahui dimana mereka ditahan atau apakah mereka akan menghadapi tuntutan.

Kabarnya Kedutaan Besar Hungaria di Cina memperlakukan kasus ini seperti kasus konsulat dan menjalaninya dengan 'proses biasa'. Mereka juga belum mendapatkan akses konsulat ke Kovrig meski sudah memintanya.

Kovrig menghabiskan masa mudanya di Budapest, Hungaria. Ia bernyanyi di band rock setempat, mengajar bahasa Inggris dan menulis di surat kabar lokal.

"Sampai saat ini yang bisa kami konfirmasi Michael Kovrig masuk ke negara kami dengan paspor Kanada. Jika ada persoalan lain, Cina akan menanganinya sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku," kata Kementerian Luar Negeri Cina, dalam keterangan persnya.

Kementerian Luar Negeri Cina tidak menjelaskan lebih rinci lagi isu dwi-kewarganegaraan Kovrig ini. Uni Eropa sudah memberikan tanggapan tapi tidak menyinggu tentang isu kewarganegaraan Kovrig.

"Penangkapan dan penahanan baik Michael Kovrig maupun Michael Spavor di Cina, yang kedua warga negara Kanada dan motif yang diungkapkan atas penyelidikan mereka meningkatkan kekhawatiran tentang legitimasi penelitian dan praktek bisnis di Cina," kata Uni Eropa dalam pernyataan tertulis mereka. 

Sampai sekarang baik pemerintah Hungaria dan Kanada belum menanggapi permintaan komentar tentang isu ini. Uni Eropa pun hanya menyatakan dukungan mereka terhadap pemerintah Kanada dalam persoalan ini. 

"Penolakan akses terhadap pengacara atas status penahanan bertolak belakang dengan hak membela diri. Uni Eropa mendukung penuh pemerintahan Kanada dalam persoalan ini," kata Uni Eropa.

Sebagai warga negara Hungaria, Kovrig artinya juga warga Uni Eropa. Uni Eropa juga pernah terlibat dalam penangkapan warga mereka di Cina. Ketika warga negara Swedia dan penjual buku di Hong Kong Gui Minhai ditangkap pihak berwenang Cina. Pada saat itu mereka berhasil membebaskan Gui Minhai. 

Kabarnya Uni Eropa sudah membahas isu Kovrig ini dengan Kementerian Luar Negeri Cina. Mereka juga sudah berhubungan dengan Kedutaan Besar Kanada di Beijing. Salah satu sumber mengatakan kemungkinan besar Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland akan berbicara melalui sambungan telpon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini.

Karena Kovrig memasuki Cina menggunakan paspor Kanada kemungkinan besar akses diplomat Hungaria akan sangat sulit. Sebab, Cina tidak mengakui dwi-kewarganegaraan.

Selain itu Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban yang berasal dari kelompok sayap-kanan membina hubungan dekat dengan Cina. Orban juga tidak akan mengkritik Cina tentang hak asasi manusia. Sebab ia juga sering dikritik tentang isu tersebut.

Seluruh sumber dalam isu ini menolak dipublikasikan nama mereka. Mereka tidak mau nama mereka disebutkan mengingat betapa sensitif persoalan dan situasinya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement