REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit neraca transaksi berjalan (CAD) pada kuartal IV 2018 melebihi tiga persen. Mengenai prediksi tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui, ada kemungkinan hal tersebut terjadi.
"Ya (CAD di atas tiga persen) komulatif mungkin memang sepertinya. Artinya, itu agak tinggi. Tinggi sekali juga nggak," kata Darmin di Gedung Kemenko Perekonomian, Jumat (21/12).
Darmin menjelaskan, pada 2014 dan 2015 angka CAD juga jauh lebih tinggi dari prediksi tersebut. Akan tetapi, Darmin meminta terkait CAD jangan dilihat dari transaksi berjalan berdiri sendiri, namun harus bersama-sama dengan transaksi modal dan keuangan.
Dia mengakui, saat ini surplus transaksi modal dan keuangan kondisinya sudah cukup besar. "Sehingga, memang masih negatif totalnya, tapi sudah kecil," tutur Darmin.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi CAD kuartal IV 2018 berada di atas tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Perry menilai, hal tersebut terjadi karena defisit neraca perdagangan sebesar sekitar 2,05 miliar dolar AS pada November 2018.
Hanya saja, Perry memastikan, angka tersebut belum menujukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Dalam kondisi normal, menrut Perry, angka tersebut masih terbilang baik ditambah komposisi impor terakhir produktif.