Jumat 21 Dec 2018 23:02 WIB

Alasan Prabowo Jarang Bertemu SBY Diawal Masa Kampanye

Prabowo dan SBY sibuk meloloskan parpolnya masing-masing di Pemilu 2019

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Majelis Tinggi Partai Demokrat sudah memutuskan kemana Demokrat akan berlabuh . Dalam waktu 1 jam dari sekarang  Capres Prabowo Subijanto dan Sandiaga Uno akan menemui Ketum SBY ke Kediaman Mega Kuningan Jakarta.
Foto: Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat.
Majelis Tinggi Partai Demokrat sudah memutuskan kemana Demokrat akan berlabuh . Dalam waktu 1 jam dari sekarang Capres Prabowo Subijanto dan Sandiaga Uno akan menemui Ketum SBY ke Kediaman Mega Kuningan Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan alasan dirinya jarang berjumpa dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu penyebabnya karena keduanya fokus meloloskan parpol masing-masing ke Senayan.

Prabowo mengatakan punya jadwal padat seperti SBY. Sehingga sulit menemukan waktu yang tepat untuk bertemu. Terlebih, kedua tengah fokus menguatkan parpol masing-masing demi menghadapi Pileg 2019.

"Kita ada masalah masing-masing. Negara Indonesia dan jumlah warga banyak. Bagaimana hidupkan mesin partai enggak mudah," katanya pada wartawan.

Prabowo menekankan bulan pertama kampanye jadi yang paling berat bagi tiap parpol. Proses menggerakan mesin parpol, kata dia sulit di tengah kondisi ekonomi sekarang.

"Bulan pertama semua parpol koalisi berusaha hidupkan kembali mesin karena diakui bagaimana mesin partai dalam kondisi ekonomi sulit. Bahwa kita tidak berada dalam kekuasan sehingga ini usaha dan perjuangan tidak ringan," tegasnya.

Ia menyampaikan kesibukannya dan SBY selama ini ialah konsolidasi internal partai. Walau begitu, ia menyebut pertemuan antar tim dan Sekjen terjalin erat. "Bulan pertama sibuk tata dari bawah. Contoh bagaimana kok jarang ketemu, kita sibuk masing-masing. Tapi tim, Sekjen kita ketemu intens, rukun. Banyak kemajuan berarti ada hasil," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement