Sabtu 22 Dec 2018 03:50 WIB

Wapres akan Hadiri Silaturahim Trimatra UIM di Makassar

JK menghadiri silaturahim Trimatra Universitas Islam Makassar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Foto: dok. Tim Media Wapres
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bertolak ke Makassar untuk melakukan kunjungan kerja, dalam rangka menghadiri silaturahim Trimatra Universitas Islam Makassar (UIM), Jum’at (21/12). Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla lepas landas dari Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pada pukul 16.00 WIB dengan menggunakan Pesawat Khusus Kepresidenan Boeing 737- 500 TNI AU.

Setibanya di Makassar, wakil presiden berserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla disambut oleh Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah beserta Ibu Liestiaty F. Nurdin dan segenap Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian wakil presiden menuju kediaman pribadi di Jl. Haji Bau No. 16, Makassar.

Adapun rencananya, acara Silaturahim Trimatra UIM akan digelar pada Sabtu (22/12). Silaturahim Trimatra UIM yaitu terdiri dari Civitas Academica UIM, Yayasan Perguruan Tinggi Al-Ghazali, dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama.

Selain itu, Wapres juga dijadwalkan meresmikan Gedung Laboratorium Fakultas Teknik UIM dan melakukan Peletakan Batu Pertama (Ground Breaking) serta menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya pembangunan Infrastrusktur UIM. Sebelumnya, wakil presiden sempat menerima Tim Rektorat UIM di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (17/12). Kepada Tim Rektorat UIM, Jusuf Kalla berpesan agar selalu fokus menjaga kualitas perguruan tinggi, bukan hanya dari segi jumlah mahasiswanya melainkan juga mutu SDM serta sarana dan prasarananya.

“Sekarang ini kita cenderung meminta Kementerian Pendidikan (Menristek Dikti) agar universitas negeri jangan terlalu banyak menerima mahasiswa, agar dapat lebih menjaga kualitasnya, “ujar Jusuf Kalla.

Selain itu, Jusuf Kalla juga meminta agar kampus di masa mendatang harus memiliki tampilan modern, tidak lagi mengacu pada adat-adat suatu daerah tertentu. Hal tersebut justru menandakan kampus berpandangan ke belakang, padahal kampus harus memiliki visi ke depan.

“Kampus itu harus mencerminkan pandangan ke depan, tidak lagi ke belakang,” kata Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement