Sabtu 22 Dec 2018 09:52 WIB

Telkomsel dan Mobisaria Rintis Gerakan Desa Digital

Mobisaria merupakan platform digital komunitas.

dilakukan penandatanganan MOU penggerak/patriot desa digital antara pihak Telkosel dengan Mobisaria.
Foto: istimewa
dilakukan penandatanganan MOU penggerak/patriot desa digital antara pihak Telkosel dengan Mobisaria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Telkomsel bersama Mobisaria menandatangi nota kesepahaman (MoU) penggerak/patriot desa digital di Jakarta, Jumat kemarin. Mobisaria merupakan platform digital yang menghubungkan komunitas-komunitas yang ada di pedesaan seperti pesantren, BMT (Baitul Mal wat Tamwil), petani, pengerajin, UKM, dan lain-lain. 

Dari berbagai komunitas tersebut di atas, yang akanmenjadi tulang punggung dari Mobisaria adalah pesantren dan BMT. BMT adalah koperasi berbasis syariah yang pengelolaan dananya bersifat komersial maupun sosial.

BMT menganut asas syariah yang mengharamkan bunganamun bersifat gotong royong dan kebersamaan antaranggota. Kerjasama dengan BMT ini dilakukan melalui Pinbuk (Pusat Inkubator Usaha Kecil) yang selamabertahun-tahun telah membantu membentuk danmengembangkan banyak BMT di Indonesia.

“Kami sudah bekerja sama dengan beberapa Pesantren danBMT di Indonesia. Kami bekerja sama dengan Telkomselkarena sebagai salah satu infrastruktur digital terbesar di Indonesia, mereka punya anak perusahaan yang bernamaTCash,” tutur Dadang Geminar, Founder dan Direktur Mobisaria dalam siaran persnya.

Rahmat Susanta Founder dan Business Development & Marketi Direktur Mobisaria, menjelaskan Platform Mobisaria dibangun berangkat dari concern pada masyarakat pedesaan

“Kawasan pedesaan secara growth sudah mulai meningkat dan pemerintah sekarang sedang fokus membangun desa. Presiden Jokowi memiliki banyak program untuk pedesaan.Jadi kita melihat desa secara ekonomi cukup potensial. Kita lihat problemnya orang desa apa, mereka tidak memilikiakses ke keuangan dan akses pasar, tapi mereka punyakualitas barang bagus,” Rahmat Susanta

Lebih jauh Rahmat menjelaskan, ada empat langkah pengembangan layanan Platform Mobisaria, yakni E-wallet, Micro Finance, E-commerce, dan business solution.

E-wallet merupakan dompet elektronik yang dapatdipergunakan untuk melakukan pembayaran seperti PLN, PAM, BPJS serta pembelian pulsa handphone. Micro Finance adalah aplikasi pengajuan kredit mikro. E-commerce merupakan aplikasi untuk transaksi pembelianbarang secara online.

Terakhir, business solution merupakan aplikasi yang membantu komunitas pedesaanuntuk meningkatkan produktivitas. Semuanya ini akanterhubung dalam sebuah aplikasi yang nyaman, cepat danmudah.

Dadang menegaskan, potensi pasar Mobisaria sangatlah besar, karena satu BMT bisa memiliki 10 ribu – 20 ribu anggota. Saat ini Mobisaria masih dalam tahap pilot project. “Target kita semua BMT di Indonesia akanterintegrasi dengan Mobisaria, jika semua bisadihubungkan dengan Mobisaria bisa mencakup sekitar 30 juta anggota, belum lagi menghitung anggota dari kalanganpesantren,” jelas Dadang. 

Dukungan Telkomsel sebagai operator selular merupakan bagian dari misi Telkomsel untuk mengembangkan desadigital yang akan memberikan manfaat bagi komunitasyang ada di pedesaan, termasuk mengangkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Sebagai operator terbesar di Indonesia yang memiliki jaringan hingga kepelosok-pelosok pedesaan, Telkomsel memberikan keuntungan dengan membangun digitalisasi pedesaan dengan lebih cepat.

Irfan A Tachir, GM CSR Telkomsel mengatakan, desa digital yang membidik UKM di pedesaan makinmelengkapi program CSR Telkomsel. Selama ini, Telkomsel antara lain memiliki program CSR ‘Indonesia Next’ yang menyasar mahasiswa dan ‘Next Dev’ yang diperuntukkan untuk pengembang aplikasi digital. 

“Keuntungan menggunakan teknologi digital, konsumendan produsen bisa langsung bertemu, sehingga tak ada lagibiaya untuk middle man,” tutur Irfan saat memberikansambutan. 

Untuk menggerakkan digitalisasi pedesaan ini, Mobisariaakan menggerakan kelompok-kelompok yang aktifmenggerakan ekonomi berbasis digital. Mereka disebutsebagai penggerak atau patriot desa digital, yang merupakan mahasiswa, pemuda dan kaum millineals untuk didorong menciptakan startup maupun aktivitas digital marketing.

Tugas mereka selain mensosialisasikan digitalisasi pedesaan juga mendorong mengkampanyekan produk daerah maupun mengembangkan bisnis di pedesaan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement