REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayt Alquran dan Museum Istiqlal (BQMI) Kementerian Agama (Kemenag) bersama muftiyat atau instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi dalam urusan keagamaan menjajaki kerja sama dalam bidang wisata religi. Kedua belah pihak berencana untuk mengembangkan Uzbekistan Corner di BQMI, Jakarta.
Rencana kerja sama ini dibahas dalam pertemuan delegasi Indonesia bersama muftiyat di Uzbekistan, Kota Tashkent, Selasa (18/12) lalu. Delegasi Indonesia terdiri atas Sahid Group yang diwakili oleh Sukamdani Nugraha, MBA selaku Presiden Sahid Group, Sri Bimastuti Handayani Sukamdani (putri pendiri Sahid Group), dan Vivi Herlambang.
Delegasi lainnya dari BQMI yang diwakili Saifuddin, selaku Kepala Seksi Koleksi dan Pameran pada Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kementerian Agama. Saifuddin mengatakan, BQMI mengapresiasi dan menyambut ajakan Muftiyat Uzbekistan untuk bekerjasama dalam bidang Wisata Religi.
"Islam di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan Uzbekistan. Sejarah mencatat, salah satu nama juru dakwah yang dikenal di Indonesia adalah Syekh Samarqandi yang berasal dari Kota Samarkhan. Beliau inilah salah satu dari leluhur Walisongo di Jawa,” ujarnya dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Sabtu (22/12).
BQMI akan memberikan tempat khusus untuk pembuatan Uzbekistan Corner yang akan diisi dengan berbagai koleksi dan informasi terkait warisan Islam dan para ulama dari Uzbekistan. Dengan adanya tempat ini, diharapkan masyarakat Indonesia lebih mengetahui sejarah keemasan Islam di masa silam dengan Samarkhan dan Bukhara sebagai pusat peradaban.
Ketua Muftiyat Uzbekistan, Mufti, mengatakan akan menghadiahkan copy “Mushaf Usman bin ‘Affan” kepada Indonesia. Copy mushaf tertua di dunia ini rencananya akan dipamerkan di Uzbekistan Corner, BQMI. Mufti juga mengatakan, jika ada kunjungan ke Indonesia akan mengunjungi BQMI yang terletak di komplek TMII.
Kepada Sahid Group, Mufti mengungkapkan kekagumannya kepada Sahid Group. Dia mengaku sudah bertemu dengan ribuan pengusaha dan bisnisman, tetapi baru kali ini mendengarkan Rencana Sahid Group untuk membangun dua hotel di komplek Makam Imam Bukhori dan di tengah Kota Samarkhan.
"Saya menganggap Prof Sukamdani sebagai teman sejati saya. Insya Allah jika ada kunjungan ke Indonesia saya akan berziarah ke makam ayahanda Nugraha, pendiri Sahid Group, dan berkunjung ke pesantren Sahid yang didirikan di atas tanah seluas 82 hektar,” ujarnya.