REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Sabtu (22/12) meyakinkan Perdana Menteri Irak Adal Abdul Mahdi bahwa AS masih berkomitmen untuk memerangi ISIS di Irak dan daerah-daerah lain. Hal itu ia tegaskan meskipun ada rencana penarikan pasukan AS dari Suriah.
Presiden AS Donald Trump telah memulai penarikan total pasukan AS dari Suriah. Dia menyatakan pada Rabu bahwa mereka telah berhasil menyelesaikan misi untuk mengalahkan ISIS. Rencana itu menuai kritik dari sekutu seperti Inggris dan Prancis yang mengatakan para militan belum sepenuhnya dikalahkan.
"Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi menerima panggilan telepon dari Menlu AS Mike Pompeo yang menjelaskan rincian penarikan dari Suriah yang akan datang, dan menegaskan bahwa AS masih berkomitmen untuk memerangi ISIS dan terorisme di Irak dan daerah lainnya," kata kantor Abdul Mahdi mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Baca juga, Trump akan Tarik Seluruh Pasukan AS di Suriah.
Abdul Mahdi dan Pompeo juga membahas keputusan Washington memperpanjang dispensasi selama 90 hari kepada Irak terkait sanksi terhadap Iran. Dengan dispensasi itu akan memungkinkan Baghdad untuk terus mengimpor gas Iran yang sangat penting untuk produksi listrik Irak.
Pemerintahan Trump menerapkan kembali sanksi terhadap ekspor energi Iran pada November lalu. Namun, AS telah memberikan keringanan kepada beberapa pembeli untuk memenuhi kebutuhan energi konsumen.
Irak sangat bergantung pada gas Iran untuk pembangkit listriknya. Irak mengimpor sekitar 1,5 miliar kaki kubik standar per hari melalui jaringan pipa di selatan dan timur.