Ahad 23 Dec 2018 08:35 WIB

Donald Trump Ingin Pecat Gubernur The Fed

Bank sentral AS menaikkan suku bunga yang mengguncang pasar saham.

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nur Aini
Ketua The Fed Jerome Powell
Foto: AP
Ketua The Fed Jerome Powell

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membahas kemungkinan pemecatan Gubernur The Fed Jerome Powell. Trump frustasi karena pekan ini bank sentral memutuskan menaikkan suku bunga acuan yang mengguncang pasar saham.

Langkah Trump itu diprediksi dapat mengguncang pasar keuangan yang sudah bergejolak. Dilaporkan Reuters, Ahad (23/12), seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, tidak mengharapkan Trump memberhentikan gubernur Bank Sentral AS, terlepas dari keberatan publik dan pribadi presiden terhadap kenaikan suku bunga serta kritik yang bertubi-tubi kepada Powell. Adapun juru bicara Gedung Putih dan Bank Sentral AS belum memberikan komentar.

Upaya untuk memecat gubernur bank sentral belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu dipandang sebagai serangan terhadap independensi bank sentral AS, yang dimaksudkan untuk mengisolasinya dari pertimbangan politik. Selain itu, upaya pemecatan tersebut juga akan memukul pasar keuangan di seluruh dunia dengan keras.

Tidak jelas seberapa besar otoritas hukum yang dimiliki presiden untuk memecat Powell. Undang-Undang Federal Reserve memang mengatakan bahwa para gubernur dapat diberhentikan karena alasan presiden.

Trump sering menyerang Powell yang dilantik sebagai gubernur The Fed pada awal Februari lalu. Hal itu karena, The Fed kerap menaikkan suku bunga yang menyebabkan saham AS jatuh. Sebelum pertemuan kebijakan bank sentral awal pekan ini, Trump memperingatkan terhadap kenaikan suku bunga ketika pasar saham merosot.

"Jangan biarkan pasar menjadi lebih tidak likuid daripada yang sudah ada," tulis Trump dalam Twitter pribadinya pada Selasa lalu.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters awal bulan ini, Trump mengatakan dia menyukai Powell, tetapi bukan kebijakannya. "Saya pikir dia pria yang baik. Saya pikir dia berusaha melakukan apa yang menurutnya terbaik. Namun saya pikir dia terlalu agresif (menaikkan suku bunga)," kata Trump.

Dalam sepekan ini Wall Street mengalami gejolak. Indeks S&P anjlok 7,1 persen, koreksi Nasdaq Composite bahkan menjadi yang terburuk sejak era Great Depression.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement