REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation menggelar Khitanan Massal Anak Indonesia 2018 untuk 750 anak yang berasal dari kalangan yatim dan dhuafa, Sabtu (22/12). Sejak pagi, anak-anak yang didampingi oleh orang tuanya mulai menyerbu lokasi khitan yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Anak-anak yatim dan dhunafa berusia 3-13 tahun tersebut datang dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Ketua Umum MAI Foundation Tedi Nurhikmat menerangkan, MAI Foundation adalah sebuah lembaga amil zakat yang tugasnya menghimpun dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf dari para donatur lalu menyalurkannya kembali kepada orang-orang yang membutuhkan. MAI memiliki program yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) bina, yaitu bina ekonomi, bina sarana fisik, bina kesehatan, bina ilmu, dan bina sosial.
“Khitanan Massal Anak Indonesia 2018 merupakan bagian dari bina kesehatan,” kata Tedi dalam sambutannya pada acara tersebut.
Dia melanjutkan, program tahunan itu merupakan wujud kepedulian terhadap anak Indonesia yang orang tuanya memiliki keterbatasan biaya dalam melaksanakan salah satu kewajiban kaum laki-laki yang disyariatkan oleh Islam, yaitu khitan. “Program ini hasil kerja sama antara MAI Foundation dengan Bank Mandiri.”
Program Khitanan Massal dengan tema Membangun Generasi Wujudkan Memakmurkan Negeri dilangsungkan di berbagai wilayah yang tersebar di Indonesia. Selain di DKI Jakarta, khitan juga dilakukan di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua. Mandiri Amal Insani menargetkan 2.500 anak yatim dan dhuafa seluruh Indonesia akan dikhitan. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun lalu yang hanya 1.900 anak.
“Terima kasih kepada orang tua yang sudah memercayakan putra-putranya yang soleh untuk mengikuti program khitanan massal ini,” kata Tedi.
Khitanan massal MAI Foundation menggunakan metode khitan laser yang minim rasa sakit, tidak menimbulkan banyak pendarahan, dan prosesnya cepat atau hanya sekitar 5 menit. Untuk tim medis, MAI mengerahkan sekitar 30 dokter yang berasal dari Yayasan Kesehatan Mandiri, Klinik Syabil Medika, LKC Dompet Dhuafa dan Yayasan Hijau Putih.
Oleh karena itu, Tedi juga meminta para orang tua agar tidak perlu khawatir karena buah hati mereka ditangani oleh tim dokter yang ahli dalam bidangnya. Tim medis adalah mitra terpercaya MAI dalam membantu suksesnya acara khitanan massal dari tahun ke tahun.
Direktur MAI Foundatio Abdul Ghofur menambahkan, kesuksesan acara tidak terlepas dari peran serta donatur yang telah mendonasikan sebagian hartanya untuk menolong saudara-saudara yang membutuhkan. Ghofur mewakili MAI pun mengucapkan terima kasih kepada donatur yang telah mendonasikan sebagian dari hartanya melalui program Donasi Big Reward.
“Donasi yang telah disalurkan kepada kami untuk khitan 2.500 anak yatim dhuafa itu merupakan hadiah akhir tahun terbesar bagi adik-adik di sini dan saudara kita di luar DKI Jakarta,” ujar Ghofur.
Selain dikhitan, para peserta pun akan mendapatkan uang saku, uang transportasi, dan bingkisan berupa sarung, koko, peci, tas, dan perlengkapan sekolah. Selama menunggu antrian khitan, para peserta khitan juga dihibur oleh penampilan dongeng ceria, sulap, dan pemutaran film anak.