Ahad 23 Dec 2018 10:32 WIB

Puskesmas Panimbang Terima 10 Jenazah Korban Tsunami

Semua korban tsunami yang meninggal dunia adalah wisatawan.

Suasana Pantai Karang Bolong, Anyer, Banten, Ahad (23/12).
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Suasana Pantai Karang Bolong, Anyer, Banten, Ahad (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Puskesmas Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten menerima sebanyak 10 jenazah korban gelombang tsunami. "Dari 10 jenazah itu, diantaranya empat sudah diambil oleh keluarganya," kata Iwan, seorang petugas Puskesmas Panimbang di Pandeglang, Ahad (23/12).

Puskesmas hingga kini terus meningkatkan pelayanan karena korban tsunami terus berdatangan sejak Ahad dini hari. Saat ini, jumlah pasien korban tsunami tercatat 63 orang dan 10 orang meninggal dunia.

Dari 63 pasien itu, kata dia, kebanyakan mengalami luka patah tulang, luka sayatan hingga sesak nafas akibat banyak mengonsumsi air laut.  Saat ini, ujar dia, enam korban tsunami yang meninggal dunia masih dilakukan pendataan karena belum ada keluarganya.

"Semua korban tsunami yang meninggal dunia itu wisatawan Tanjung Lesung yang mengisi liburan panjang," katanya.

Menurut dia, kemungkinan besar korban tsunami terus bertambah karena kawasan wisata Tanjung Lesung belum dilakukan evakuasi. Selain itu, masih ada personel grup band Seventeen yang menghibur wisatawan Tanjung Lesung juga belum ditemukan.

"Kami berharap cuaca kembali normal sehingga tim relawan bisa melakukan evakuasi dan pertolongan di kawasan Tanjung Lesung," katanya.

Ia mengatakan, ada pasien yang mengalami patah tulang dan perlu dilakukan rujukan, namun orang tua pasien itu ikut hilang terseret gelombang tsunami. "Kami berharap secepatnya bisa dilakukan tindakan medis dengan rujukan itu," katanya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan dampak tsunami dan gelombang tinggi yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang menyebabkan 43 orang meninggal dunia. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Ahad, mengatakan data sementara hingga pukul 07.00 WIB menunjukkan tsunami dan gelombang tinggi telah menyebabkan 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka, dan dua orang hilang.

BNPB menghimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement