REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BRI Syariah memperluas pembiayaan ke industri halal. Sebab, sebagai bank syariah, perseroan hanya bisa menyalurkan pembiayaan ke sektor halal.
"Sehingga sampai saat ini, BRI Syariah telah menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor halal," ujar Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indriati Tri Handayani kepada Republika.co.id, Ahad, (23/12). Ia menyebutkan, jumlah pembiayaan yang telah disalurkan perseroan sampai September 2018 sebesar Rp 21,27 triliun.
Lebih lanjut, ia mengatakan, tantangan tahun depan yakni terkait pengetatan likuiditas. Hal itu menurutnya harus diwaspadai.
"Kita pun memilih sejumlah strategi peningkatan penghimpunan dana untuk hadapi persoalan likuiditas," ujarnya. Di antaranya dengan meningkatkan pemasaran layanan payroll.
"Kemudian melakukan peningkatan layanan digital banking untuk meningkatkan CASA (dana murah) dan transaksi," jelas Indriati. Ia menambahkan, BRI Syariah menargetkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2019 bisa tumbuh di atas 20 persen dibandingkan 2018.
Sebelumnya, per akhir September lalu penghimpunan DPR BRI Syariah sebesar Rp 27,76 triliun atau secara year on year (yoy) tumbuh 9 persen dari periode sama pada 2017 yang sebesar Rp 25,36 triliun. Sebagai informasi, total Aset BRI Syariah pada kuartal III 2018 juga naik sebesar 19 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 36,18 triliun. Sebelumnya pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 30,42 triliun.