Ahad 23 Dec 2018 20:02 WIB

Gelombang Laut di Kawasan Tanjung Lesung Kembali Naik

Jumlah jenazah yang sudah ditemukan di Tanjung Lesung sebanyak 30 orang

Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12).
Foto: Republika/Prayogi
Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Gelombang laut di kawasan wisata Tanjung Lesung, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang kembali naik hingga empat meter pada Ahad (23/12) petang. Kondisi tersebut membuat proses evakuasi dihentikan karena sangat membahayakan petugas di lapangan.

"Kami meminta semua relawan agar menghentikan evakuasi," kata Asep, seorang petugas Kecamatan Panimbang

Baca Juga

Saat ini, evakuasi di kawasan wisata Tanjung Lesung belum maksimal akibat cuaca buruk tersebut. Kemungkinan korban gelombang tsunami di Tanjung Lesung masih banyak yang belum ditemukan.

Saat ini, jumlah jenazah yang sudah ditemukan di Tanjung Lesung sebanyak 30 orang. "Kami akan melanjutkan evakuasi besok (Senin) nanti untuk fokus pencarian mayat karena dipastikan jumlahnya mencapai ratusan orang," katanya.

Ia mengatakan, kebanyakan korban meninggal di Tanjung Lesung dari wisatawan domestik. Apalagi, akhir pekan kawasan wisata Tanjung Lesung ramai wisatawan yang datang dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek).

Bahkan, para wisatawan tersebut dihibur group band Seventeen. Namun, tiba-tiba gelombang tsunami menerjang kawasan wisata Tanjung Lesung mengakibatkan korban jiwa.

"Kami menerima laporan sementara tercatat 30 orang meninggal dunia di kawasan Tanjung Lesung," katanya.

Sementara itu, ratusan pengungsi bencana alam yang menempati aula Kecamatan Panimbang, mengatakan bahwa seluruh korban bencana alam agar dipindahkan ke tempat yang lebih aman,terlebih saat ini terjadi kenaikan gelombang.

Saat ini, korban gelombang tsunami belum berani kembali ke rumah masing-masing. Sebab, pergerakan tsunami akan mengalami kenaikan, sehingga dapat membahayakan bagi manusia.

"Kami merasa ketakutan tsunami menerjang rumah hingga roboh, namun beruntung kami berlari," kata Ujang, seorang warga korban bencana alam saat ditemui di pengungsian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement