REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gempa bumi yang dirasakan warga Padang, Sumatra Barat pada Ahad (23/12) malam termasuk gempa tektonik. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menjelaskan bahwa gempa dengan intensitas M 5,0 Skala Richter (SR) pada pukul 21.03 WIB itu berpusat di laut.
Episentrumnya berada di 45 kilometer (km) arah barat Lubuk Basung, Agam dengan kedalaman 110 km. Rahmat menyebutkan, gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa menengah.
Gempa Ahad malam terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Benioff. Zona ini merupakan subduksi lempeng yang memiliki sudut tunjaman yang relatif tajam di bawah lempeng Eurasia.
Zona Benioff dimulai dari lepas pantai di sebelah barat Sumatra hingga terus menukik ke arah timur hingga ke bawah daratan pulau Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh sesar naik (thrust fault).
"Dampak gempa bumi berdasarkan peta tingkat guncangan dan informasi masyarakat, menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di Padang, Solok, dan Padang Pariaman," jelas Rahmad, Ahad (23/12).
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. BMKG memastikan gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 21.21 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.