REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali santai atas rencana pendukung Arema FC, Aremania, yang akan melaporkannya ke kepolisian. Laporan ini terkait tudingan-tudingan Akmal yang menyebut adanya 'orang dalam' Arema terlibat praktik pengaturan skor atau match fixing.
"Saya sih santai saja," kata Akmal ketika dihubungi Republika, kemarin.
Sosok yang vokal terhadap isu pemberantasan mafia skor ini mengatakan, Aremania punya hak menggunakan ranah hukum untuk menanggapi pernyataan-pernyataannya. Namun, Akmal yakin bila nanti polisi memproses pengaduan dari Aremania, maka laporan tersebut akan mental.
"Justru mereka (Aremania) bisa blunder karena secara hukum laporan mereka lemah," ujar Akmal.
Akmal menilai para pelapor tidak memiliki pemahaman menyeluruh terkait permasalahan mafia skor di Indonesia. Untuk itu, Akmal menyatakan, ia dan rekan-rekannya tidak akan lantas ciut.
"Kami akan maju terus, kredibilitas Save Our Soccer tidak akan luntur," kata dia.
Humas Aremania Achmad Ghozali mengatakan, pihaknya atas nama keluarga besar pecinta klub kebanggaan masyarakat Malang itu akan melaporkan Akmal ke Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya, Jawa Timur.
Ghozali dan rekan-rekannya berencana melayangkan laporan dalam waktu dekat, paling lambat pada Rabu (26/12) pascallibur dan cuti bersama Natal.
Ghozali yang juga merupakan koordinator wilayah Aremania Klayatan itu mengungkapkan, semula pihaknya mengajukan laporan ke Polresta Malang. Namun, karena domain tempat kejadian perkaranya di Surabaya, Polresta Malang menyarankan agar laporan diajukan ke Polrestabes Surabaya atau Polda Jatim.
"Laporan ini terkait pernyataan Akmal Marhali saat diskusi di Graha Pena, Surabaya (pekan lalu). Dalam sebuah diskusi, Akmal Marhali menyebutkan adanya pengaturan skor dan match fixing yang membantu Arema dan PSIS Semarang lolos dari zona degradasi," kata Ghozali, kepada Republika, Ahad (23/12).
Dengan pengaduan yang dilakukan Aremania, Ghozali berharap kasus ini bisa diteruskan ke ranah pidana. Ghozali mengatakan, pernyataan dan tudingan Akmal tidak punya dasar dan bukti yang kuat. Dia mengatakan, Akmal hanya bicara berlandaskan dugaan-dugaan dan kecurigaan. Ghozali menuntut Akmal agar memberikan klarifikasi terkait pernyataannya itu karena telah membuat fitnah terhadap Arema.
Ghozali mengungkapkan, tidak hanya tudingan kepada Arema yang dilaporkan. Menurut dia, tuduhan serupa kepada PSIS Semarang juga ikut dilaporkan oleh Aremania.
Selain menuntut klarifikasi, Aremania juga ingin Akmal menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui media massa nasional untuk menjaga citra baik Arema dan PSIS. Ghozali menyebut pernyataan Akmal yang menuding PSIS dan Arema dibantu 'orang dalam' supaya selamat dari jerat degradasi itu terjadi di kompetisi Liga 1 2018 yang baru saja selesai.
Arema berhasil finis di urutan enam klasemen akhir. Sementara PSIS finis di urutan 10. "Sehingga pernyataannya tidak relevan dengan realita," ujar Gozhali.
Ghozali menegaskan, Aremania sangat terluka dengan tudingan Akmal. Dia mengatakan, Aremania melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pemain berjibaku berjuang keras di lapangan.
Terlebih, usaha dari mananejemen juga sangat nyata dengan merombak struktur tim pelatih saat kompetisi sudah berjalan. Serta memberi tiga pemain baru untuk meningkatkan performa tim.
"Semua komponen di Arema baik itu pemain, pengurus itu bekerja keras supaya bisa naik peringkat. Bahkan perjuangan itu juga dihadapkan dengan sanksi yang melarang Aremania beberapa laga tidak boleh menonton di stadion. Ini tidak dilihat Akmal. Harusnya dia sharing dulu bersama kami kalau mau tahu. Silakan datang ke Malang," ujar Ghozali.