Senin 24 Dec 2018 18:23 WIB

Wisatawan Hindari Pantai Setelah Tsunami Terjang Banten

Jumlah wisatawan ke Pantai Gunung Kidul menurun.

Red: Nur Aini
Sejumlah wisatawan mengunjungi obyek wisata Pantai Indrayanti, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (24/7).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Sejumlah wisatawan mengunjungi obyek wisata Pantai Indrayanti, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Jumlah kunjungan wisatawan di objek wisata pantai Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menurun karena dampak tsunami di Banten dan Lampung.

Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti mengatakan jumlah kunjungan wisatawan dalam dua hari terakhir berjumlah 53 ribu orang.

"Dari pengamatan kami di lapangan, jumlah wisatawan pada Senin (24/12) mengalami penurunan dibanding dengan hari kemarin. Dapat dilihat dari masih lancarnya pelayanan di pos retribusi dari pagi sampai sore," ujarnya di Gunung Kidul, Senin (24/12).

Dia mengatakan turunnya jumlah wisatawan merupakan dampak dari tsunami di kawasan Selat Sunda. Wisatawan menjadi khawatir akan terjadinya bencana serupa di kawasan pantai.

"Banyak wisatawan yang khawatir, dan bertanya kepada petugas retribusi tentang kemungkinan terjadi tsunami juga di pantai Gunung Kidul," kata dia.

Asti mengatakan, penyebab lain turunnya wisatawan lantaran jadwal hari libur yang belum serentak. "Sehingga untuk masyarakat masih belum bisa menikmati hari liburnya," katanya.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunung Kidul Marjono mengatakan pihaknya dalam posisi siaga menghadapi momen liburan akhir tahun ini. Sebanyak 57 personel disebar di sejumlah kawasan pantai.

Ia berharap wisatawan dapat mematuhi segala imbauan yang diberikan. "Utamakan keselamatan, patuhi aba-aba petugas dan tetap selalu waspada," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement