Senin 24 Dec 2018 22:50 WIB

Pemerintah Masih Cari Komoditas Ekspor Unggul Indonesia

Kemenko menyebut otomotif dan tekstil bisa menjadi ekspor unggulan Indonesia

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Prosesi seremoni ekspor perdana All New Ertiga dan NEX II di pabrik PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), Cikarang, Senin (22/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Prosesi seremoni ekspor perdana All New Ertiga dan NEX II di pabrik PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), Cikarang, Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih berupaya mencari komoditas ekspor unggul Indonesia yang akan diberikan dukungan ke depan. Hal ini guna memperbaiki neraca dagang Indonesia yang pada Januari hingga November 2018 mengalami defisit 7,5 miliar dolar AS. 

"Kita sedang memikirkan memilih komoditas atau industri yang kita akan fokus ke sana. Kalau istilah Pak Menko (Menko Perekonomian Darmin Nasution) itu pick the winner," kata Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (24/12). 

Susi menjelaskan, upaya tersebut dalam jangka pendek diharapkan dapat memperbaiki neraca dagang. Namun, secara jangka panjang juga bisa berdampak positif karena Indonesia akan memiliki keunggulan di sektor tersebut. 

Susi menyebut, terdapat beberapa sektor yang masuk dalam pembahasan pemerintah seperti tekstil dan otomotif. Setelah sektor unggulan tersebut mengerucut baru pemerintah akan menyiapkan insentif untuk mendorong ekspor dari industri tersebut. 

"Kita pilih secara matang baru nanti kita lihat yang paling cocok apa dan skema insentifnya apa," kata Susi. 

Defisit neraca dagang pada November 2018 sebesar 2,05 miliar dolar AS dan menjadi yang paling dalam sepanjang tahun ini. Defisit tersebut dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar 1,5 miliar dolar AS dan defisit perdagangan nonmigas sebesar 583 juta dolar AS. 

Secara kumulatif Januari hingga November 2018, terjadi defisit neraca dagang sebesar 7,52 miliar dolar AS. Meski neraca dagang nonmigas surplus 4,64 miliar dolar AS, namun neraca dagang migas defisit hingga mencapai 12,15 miliar dolar AS. 

Impor Indonesia pada November 2018 telah turun 4,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 16,88 miliar dolar AS. Meski, jika dibandingkan dengan impor November 2017 terjadi peningkatan sebesar 11,68 persen. 

Kendati impor mengalami penurunan, kinerja ekspor justru tidak memberikan kabar gembira. Ekspor Indonesia pada November 2018 tercatat sebesar 14,83 miliar dolar AS. Angka itu turun 6,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan ekspor pada November 2017 terjadi penurunan ekspor sebesar 3,28 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement