Selasa 25 Dec 2018 06:17 WIB

Angka Kelahiran Bayi Rendah, Populasi Jepang Turun Drastis

Lebih dari 20 persen penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun

Rep: Muhyiddin/ Red: Nidia Zuraya
Populasi Jepang menyusut di tahun ketiga di mana jumlah orang tua menguasai seperempat dari total populasi untuk pertama kalinya.
Foto: Reuters
Populasi Jepang menyusut di tahun ketiga di mana jumlah orang tua menguasai seperempat dari total populasi untuk pertama kalinya.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tingkat kelahiran bayi di Jepang sangat rendah, sehingga populasi penduduk Jepang kembali mengalami penurunan yang drastis pada tahun ini. Diperkirakan jumlah bayi yang lahir pada 2018 turun menjadi 921 ribu, terendah sejak pencatatan dimulai pada 1899.

Seperti dikutip dari laman CNN, jumlah bayi yang lahir itu diperkirakan menyusut 25 ribu dari 2017 lalu. Data ini diungkap dan diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Jepang, Jumat (21/12) lalu.

Baca Juga

Sementara, kematian pada tahun 2018 juga mencapai rekor tertinggi sejak berakhirnya Perang Dunia II. Dilaporkan, jumlah penduduk Jepang yang meninggal mencapai 1.369.000 jiwa, dengan penurunan populasi secara alami 448 ribu.

Lebih dari 20 persen penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun. Tahun ini, total populasi negara itu mencapai 124 juta, tetapi pada tahun 2065 diperkirakan akan turun menjadi sekitar 88 juta.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah berencana untuk mencegah penurunan populasi di bawah 100 juta jiwa pada tahun 2060. Pada tahun 2017, Pemerintah Jepang telah mengeluarkan paket anggaran sebesar 18 miliar dolar.

Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk perluasan akses prasekolah bagi anak berusia 3-5 tahun, serta anak usia 2 tahun dari keluarga berpenghasilan rendah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement