REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Hari ini pada 25 Desember 1977, Charles "Charlie" Spencer Chaplin, sosok jenius pada film bisu, meninggal di usia 88 tahun.
"King of film", gelar bangsawan yang diberikan pada 1975 itu wafat pada pukul 04.00 pagi di rumahnya di Swiss, Corsier-sur-Vevey.
Melansir BBC History, Chaplin meninggalkan istrinya Oona, seorang putri penulis naskah almarhum Eugene O'Neill, dan tujuh dari delapan anak mereka.
Anak perempuan tertua pasangan itu, aktris Geraldine, kala itu tengah syuting di luar negeri, Spanyol. Namun, putra dari pernikahan kedua, Sidney berada di samping ayahnya di saat legenda itu menghembuskan nafas terakhir.
Charles mengalami koma pada malam harinya, pada 24 Desember 1977. Seorang juru bicara keluarga mengatakan, Chaplin dimakamkan dalam upacara keluarga pribadi dalam dua hari berikutnya.
Sebagai aktor, penulis, sutradara, produser, komposer dan koreografer, ia meninggalkan warisan tak terhapuskan pada 80 film, termasuk salah satu favorit The Gold Rush, City Lights, dan Limelight.
Dari debut layarnya pada 1914, hingga film terakhir yang diselesaikan pada 1967, Chaplin dianggap telah membantu menemukan film modern dalam dunia perfilman.
Dia bangkit dari awal yang sederhana untuk menjadi salah satu bintang film dengan bayaran tertinggi. Terlahir dalam kemiskinan di London pada 1889 orang tuanya, Charles Chaplin Senior, dan Hannah Hill adalah penghibur di gedung musik yang berpisah tak lama setelah kelahirannya.
Sir Chaplin dan saudara tirinya, Sydney, yang kemudian menjadi rekan bisnisnya, hidup di sebuah institut untuk anak-anak miskin. Tampil sejak usia lima tahun ia pindah ke Amerika pada 1910.
Di sana ia memperkenalkan dunia pada salah satu karakternya yang paling dihormati - Little Tramp - dalam film 1914, Kid's Auto Races. Itu dikenal sebagai sosok yang kerapa memutar-mutar tongkat dalam celana panjang dan kumis hitam.
Pada 1920, di puncak ketenarannya di seluruh dunia kehadiran bioskop reguler, tarian, boneka, buku komik dan mainan diciptakan meniru gambar Chaplin.
Kehidupan pribadi yang penuh warna Chaplin juga dikombinasikan dengan kecenderungan sayap kiri selama Perang Dingin yang membuatnya hampir diusir dari Amerika pada 1952. Chaplin pun dianugerahi Oscar khusus 20 tahun kemudian dan menjalani sisa hidupnya di Swiss, tempat ia meninggal.