REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Barat (Jabar) memastikan stok beras aman hingga musim panen selanjutnya. Menurut Kepala Perum Bulog Divre Jabar, Ahmad Makmun, Bulog Divre Jabar memiliki stok sampai 234 ribu ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 200 ribu ton diantaranya adalah beras medium dan sisanya premium.
"Stok ketahanan beras Bulog Divre Jabar diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 16 bulan," ujar Ahmad kepada wartawan di Bandung, belum lama ini.
Menurut Makmun, dengan kondisi tersebut, tidak ada alasan harga beras naik pada akhir tahun, khususnya terkait permintaan Natal dan Tahun Baru. Begitu juga dengan kaitan periode musim tanam.
“Harga beras masih sangat stabil, stoknya cukup. Distribusinya juga bagus," kata Ahmad.
Ahmad optimistis melihat kondisi tersebut, harga beras sampai Februari akan stabil selama tidak ada persoalan pasokan dan distribusi. Kecuali, jika ada oknum yang bermain menghentikan distribusi beras.
"Sampai sekarang supply dan distribusi masih dalam kondisi normal, tidak ada persoalan," katanya.
Masalah Menahun Data Pangan Nasional
Apalagi, kata dia, ada sejumlah lembaga yang terus memantau pasar beras. Selain Bulog, ada Forum Pengendali Inflasi, aparat kepolisian, Pemda, dan lain-lain. Semua pihak, setiap hari memantau perkembangan di lapangan.
"Jadi kalau ada yang bermain, langsung ditangani,” katanya.
Bahkan, kata dia, jka diperlukan, menurut Bulog juga selalu siap jika sewaktu-waktu harus menggelar operasi pasar murah. Karena, menjaga stabilitas harga merupakan salah satu fungsi utama Bulog.
Dikatakan Ahmad, sejak awal 2018 Bulog telah menyalurkan 96 ribu ton beras untuk keperluan operasi pasar. Selain beras, Bulog juga memiliki komoditas gula pasir, daging kerbau, terigu, minyak, dan sedikit daging ayam.
Terkait serapan beras, hingga awal Desember 2018, Bulog Jabar telah menyerap sekitar 244.000 ton. Volumenya serapan Bulog Divre Jabar masuk tiga besar secara nasional, setelah Jawa Timur (Jatim) dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Selain serapan yang tinggi, menurit dia, tahun ini di wilayah Jabar juga tidak ada keluhan harga beras di tingkat petani.
"Kami tidak mendapat laporan harga jual di bawah Rp7.300 per kilogram (kg) nya," katanya.