REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Franciskus mengharapkan terwujudnya perdamaian di Suriah dan Yaman. Hal itu dia utarakan ketika memberikan pesan Natal di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Selasa (25/12).
"Perhatian saya beralih ke Yaman, dengan harapan bahwa gencatan senjata yang ditengahi oleh komunitas internasional akhirnya dapat membawa bantuan bagi semua anak-anak dan orang-orang yang kelelahan akibat perang serta kelaparan," katanya, dikutip laman Al Araby.
Paus Franciskus turut menyinggung tentang upaya politik yang sedang ditempuh PBB untuk menghentikan konflik Suriah. "Semoga komunitas internasional bekerja dengan pasti untuk solusi politik sehingga rakyat Suriah, terutama mereka yang terpaksa meninggalkan tanah mereka sendiri dan mencari perlindungan di tempat lain, dapat kembali hidup damai di negara mereka sendiri," ucapnya.
Ia pun mengharapkan adanya pembicaraan damai terbaru antara Israel dan Palestina. Dengan demikian konflik antara kedua negara yang telah berlangsung selama 70 tahun dapat diakhiri.
Terlepas dari konflik-konflik tersebut, Paus Franciskus mengharapkan terciptanya persaudaraan universal untuk dunia. "Persaudaran antara individu dari setiap bangsa dan budaya, persaudaraan di antara orang-orang dengan ide yang berbeda, persaudaraan di antara orang-orang dari agama yang berbeda," ujarnya.
Paus juga berharap komunitas internasional akan bekerja dengan pasti untuk solusi politik di Suriah. Negara itu seperti diketahui sudah mendekati tahun kedelapan mengalami perang saudara. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, lebih dari enam juta warga sipil mengungsi sejak perang di Suriah dimulai
Pidatonya juga menyinggung soal ketegangan migrasi di seluruh dunia. Dia mengatakan, bahwa Tuhan menginginkan cinta, penerimaan, penghargaan di seluruh umat manusia. "Perbedaan kita, maka, tidak merugikan atau bahaya. Mereka adalah sumber kekayaan," katanya.