Kamis 27 Dec 2018 05:06 WIB

Pesan-Pesan Islami dari Letkol Dono Sebelum Tewas Ditembak

Letkol CPM Dono Kuspriyanto tewas ditembak pada Selasa (25/12) malam.

Sejumlah anggota TNI memanggul jenazah korban penembakan anggota TNI Letkol CPM Dono Kuspriyanto setelah disalatkan di Masjid At-Taqwa, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah anggota TNI memanggul jenazah korban penembakan anggota TNI Letkol CPM Dono Kuspriyanto setelah disalatkan di Masjid At-Taqwa, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Letkol CPM Dono Kuspriyanto sempat mengirm pesan sebelum tewas tertembak pada Selasa (25/12) malam WIB. Pesan-pesan islami dan muhasabah (introspeksi) diri dikirimkannya di obrolan grup alumni SMA.

Budi Hendra Jaya (56), teman sekolah almarhum, yang ikut menghadiri pemakaman di Taman Bahagia Dreded, Bondongan, Kota Bogor, Rabu, memperlihatkan video dan isi chattingan yang dikirim almarhum, dua jam sebelum ditemukan tewas. "Saya tidak menyangka kejadian ini, kaget juga karena pukul 21.00 WIB dia masih mengirimkan pesan di grup WhatsApp berisi pesan-pesan bagus," kata Budi.

Budi dan Letkol Dono merupakan teman satu sekolah di SMA Negeri Ciawi angkatan 1981. Mereka tergabung dalam grup WA alumni SMAN Ciawi.

Menurut Budi, rasanya tidak mungkin peristiwa tersebut terjadi karena melihat dari kiriman video dan chattingan berisi cerita tentang kisah nyata Chicha Koswoyo yang memeluk agama Islam. Kisah yang dikirimkan oleh Letko Dono berjudul "Mamaku perempuan luar biasa #1" yang menceritakan pengalaman pribadi dari anak penyanyi legendari Nomo Koeswoyo menemukan jalan imannya.

Video yang dikirimkan berdurasi dua menit ini menayangkan penampilan Yenny Wahid dalam program Pray for Indonesia yang berjudul "Ampuni Kami, Tuhan". Pada menit pertama video tersebut, Yeni membacakan syair Kitab Suciku mengatakan bahwa "Membunuh satu manusia tak berdosa sama dengan membunuh seluruh umat manusia".

"Saya juga tidak tahu kenapa dia (almarhum) mengirim video ini, bait pertama puisi yang dibacakan Yenny Wahid seolah memberi pesan atas dengan kejadian ini," kata Budi.

Letkol Dono tewas setelah ditembak oleh oknum TNI Angkatan Udara, Selasa (25/12) malam. Catatan almarhum meninggal pada pukul 23.25 WIB sebagaimana yang dibacakan pada saat upacara pemakaman.

Almarhum wafat dalam usia 56 tahun, meninggal seorang adik laki-laki. Ayah dan ibu almarhum sudah meninggal terlebih dahulu, termasuk tiga saudara lainnya.

Semasa hidupnya almarhum menjabat sebagai Kepala Bagian Penyelidikan Kriminal dan Pengamanan Fisik, Pusat Polisi Militer TNI AD, jabatan golongan V. Menurut Budi, almarhum sosok yang baik, senang bernyanyi, dan dekat dengan semua teman alumni SMAN Ciawi.

Selama berinteraksi dengan teman-teman, menurut Budi, jarang menceritakan tentang pekerjaan. Pemakaman Letkol CPM Dono Kuspriyanto selain dimakamkan dengan upacara militer melibatkan satu satuan setingkat kompi (SSK) anggota TNI, pengantar jenazah mencapai 20 unit kendaraan mengiringi ambulans menuju Taman Bahagia Dreded, Bondongan, Kota Bogor, pada Rabu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement