Kamis 27 Dec 2018 12:59 WIB

Peneliti: Sosialisasi Mitigasi Bencana Harus Berulang

Sosialisasi umumnya hanya dilakukan sekali dan setelah bencana melanda.

Salah satu foto yang berada di puing-puing reruntuhan bangunan yang terdampak tsunami di Desa Way Uli, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (25/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Salah satu foto yang berada di puing-puing reruntuhan bangunan yang terdampak tsunami di Desa Way Uli, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Deny Hidayati menyarankan sosialisasi dan pendidikan mitigasi bencana di Tanah Air diberikan secara terus-menerus dan berulang-ulang agar membudaya di masyarakat.

"Tidak bisa dilakukan hanya sekali saja. Sosialisasi hanya dilakukan sekali saja itu tidak cukup, harus dilakukan secara kontinu," katanya, Kamis (27/12).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya di beberapa daerah rawan bencana, sosialisasi yang dilakukan hanya sekali tidak membekas di masyarakat dan cenderung segera lupa. Selain itu, dia juga melihat kecenderungan sosialisasi dan pendidikan mitigasi bencana pada beberapa kejadian bencana hanya dilakukan setelah bencana.

Sosialisasi dan pendidikan itu hilang ketika pada masa tidak ada kejadian bencana. Deny menerangkan, seharusnya sosialisasi mitigasi bencana diberikan secara reguler pada periode waktu tertentu disertai dengan latihan atau simulasi.

Kesadaran dan kesiapsiagaan akan bencana di masyarakat, kata Deny, merupakan salah satu mitigasi bencana nonstruktural yang harus diperkuat. "Mitigasi nonstruktural itu yang kita lemah. Mitigasi nonstruktural itu berupa peningkatan kepedulian, kesiapsiagaan, pendidikan publik. Itu mungkin yang masih harus kita tingkatkan ke depan," kata Deny.

Mitigasi struktural ialah berupa infrastruktur fisik seperti tanggul, sirine tanda bahaya, shelter, dan lain-lain. Deny juga memandang penting pendidikan mitigasi bencana diajarkan di sekolah melalui mata pelajaran khusus, menjadi bagian dari mata pelajaran lain, atau dimasukkan ke dalam ekstrakurikuler.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement