Kamis 27 Dec 2018 16:38 WIB

ESDM: Konsumsi Pertamax Naik, Elpiji Turun

H+1 Natal 2018 distribusi Pertamax naik cukup tinggi sebanyak 32 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax Turbo ke kendaraan konsumen di SPBU Kuningn, Jakarta, Rabu (10/10).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax Turbo ke kendaraan konsumen di SPBU Kuningn, Jakarta, Rabu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suplai energi selama masa Natal 2018 terpantau lancar. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami peningkatan terutama beberapa BBM jenis gasoline. Hal serupa juga terjadi pada H+1 Natal 2018, distribusi Pertamax naik cukup tinggi sebanyak 32 persen. Distribusi Pertamax ini tercatat meningkat dibandingkan saat perayaan Natal pada 25 Desember 2018 yang naik sebesar 10 persen.

Posko Natal dan Tahun Baru (Nataru) mencatat, kenaikan kenaikan BBM juga terjadi pada jenis Pertalite (10 persen) dan Premium (empat persen). Namun konsumsi BBM jenis lain seperti Pertamax Turbo mengalami penurunan sebesar 13 persen, Solar turun 39 persen, Pertamina Dex turun 17 persen, serta Dexlite turun sebanyak 60 persen. BBM jenis kerosene dan avtur dilaporkan juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 92 persen dan delapan persen.

Adanya fluktuasi distribusi BBM ini tidak terlalu berpengaruh pada ketahanan pasokan BBM. Pascanatal 2018, Premium memiliki coverage days 21 hari, Solar atau Akrasol selama 20 hari, Pertalite selama 23 hari, Kerosene 57 hari, Pertamax/Akra92 26 hari, Pertamax Turbo 45 hari, Pertamax Dex 45 hari, Dexlite 20 hari dan Avtur selama 25 hari.

Berbeda dengan BBM, konsumsi elpiji pascanatal mengalami penurunan. Penyaluran elpiji rumah tangga (PSO dan nonPSO) turun 22 persen dari rata-rata penyaluran normal. Stok LPG saat ini sebesar 442.452 MT, dengan jumlah distribusi sebesar 16.678 MT. Coverage days elpiji saat ini selama 21 hari. Secara umum, menurut laporan Posko ESDM Nasional kondisi penyaluran elpiji, Bahab Bakar Gas (BBG) dan Jaringan Gas (Jargas) dalam kondisi normal.

Berkenaan dengan kondisi kelistrikan juga terpantau aman. Beban puncak yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2018 sebesar 30.480,14 MW dengan daya mampu pasok nasional sebesar 34.509,55 MW. Sampai dengan tanggal 26 Desember 2018, Posko ESDM Nasional melaporkan kapasitas cadangan daya nasional sebesar 4.029,41 MW.

Disamping itu, proses pemulihan dampak bencana tsunami di Banten dan di Lampung terus dilakukan. Posko melaporkan, hingga 26 Desember 2018, penormalan kelistrikan di wilayah Banten yang terdampak tsunami telah mencapai 96 persen. Sedangkan proses penormalan kelistrikan di wilayah Lampung Selatan sudah 100 persen.

Guna menyediakan pasokan BBM pada wilayah terdampak tsunami di Banten, SPBU terdampak bencana telah beroperasi sepenuhnya. Selain itu juga telah disiagakan 425 pangkalan elpiji tiga kilogram di wilayah Kabupaten Pandeglang. Dengan rincian sebanyak 121 pangkalan disiagakan tersebar di 10 kecamatan terdampak tsunami di Kabupaten Pandeglang, sedangkan 304 pangkalan lainnya tersebar di wilayah Kabupaten Pandeglang yang tidak terdampak tsunami.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement