REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengatakan, PSSI harus bersikap kooperatif atas upaya yang sedang dilakukan Satgas Antimafia Bola. Sebab, sebenarnya kerja PSSI kini menjadi ringan dengan adanya satgas.
Menurut Akmal, PSSI perlu menginformasikan orang-orang yang berkasus di sepak bola Indonesia untuk dijerat secara hukum positif. "Selain hukum football, hukum positifnya harus diserahkan ke polisi," ujar Akmal kepada Republika.co.id, Kamis (27/12).
Bila tidak kooperatif, lanjut Akmal, PSSI perlu ditindak oleh satgas secara hukum. PSSI pun jangan sampai berdalih bahwa polisi tidak bisa mengintervensi persoalan di dunia sepak bola nasional. "Tindak saja pssi dan tidak ada kaitannya dengan intervensi juga, karena yang dikelola oleh satgas itu hukum positif negara yang terkait dengan pidana. Jadi tidak ada hubungannya dengan family football-nya PSSI," tukasnya.
Satgas, kata Akmal, harus tetap jalan melaksanakan tugasnya, meski seandainya PSSI tidak kooperatif. "Kalau PSSI-nya enggak mau diajak kerja sama ya tinggal saja. Tinggal bagaimana satgas menemukan bukti-bukti yang kuat akurat untuk menjerat pelaku perusak sepak bola Indonesia lewat aksi pengaturan skor ini," ujar dia.
Saat ini, call center Satgas Antimafia Bola telah menerima 149 laporan dari masyarakat sejak diaktifkan sekitar satu pekan lalu. Satgas kini sedang memilah mana yang akan didahulukan untuk diselidiki.
Laporan datang dari berbagai unsur masyarakat. Namun tidak dapat disebutkan siapa saja dan apa saja yang dilaporkan. "Saat ini kami sedang memilah mencari skala prioritas. Selain menunggu laporan masyarakat, tim Satgas Antimafia Bola juga mengirim sejumlah penyidik ke berbagai daerah," jelas Akmal.