Kamis 27 Dec 2018 17:31 WIB

Warga Pesisir Sumbar Diminta Waspada

Warga Sumatra Barat harus siap menghadapi bencana karena kondisi geologinya

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Kecamata Sumur yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda
Foto: Republika TV/Wisnu Aji Prasetiyo
Kecamata Sumur yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengingatkan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai untuk memahami risiko bencana yang mengancam, khususnya gempa bumi dan tsunami. Menyusul kejadian tsunami yang melanda wilayah Banten dan Lampung akhir pekan lalu, Nasrul merasa penting untuk kembali mengingatkan potensi bencana yang sewaktu-waktu bisa menimpa Sumatra Barat.

"Kita harap bencana tidak terjadi di Sumatra Barat. Namun bila memang ada gempa satu menit lebih lamanya, mau gempa kencang atau pelan, warga harus segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi," ujar Nasrul, Kamis (27/12).

Nasrul memandang bahwa warga Sumatra Barat harus siap menghadapi bencana, lantaran kondisi geologi wilayah ini yang memang memiliki kerentanan bencana tinggi. Permintaan Wagub agar masyarakat segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi saat gempa terjadi mengacu pada dokumen riset oleh Program Riset Bencana Alam, Puslit Geoteknologi LIPI oleh peneliti Danny Hilman Natawidjaja tahun 2012 lalu. Dalam riset tersebut, terkuak bahwa tsunami tidak harus didahului dengan air laut surut yang selama ini dipahami kebanyakan orang.

"Analisis gempa ini perlu kita tahu agar kita siap dan bisa melakukan mitigasi yang tepat," jelas Nasrul.

Dalam pemodelan tsunami yang sempat dilakukan ITB dan BPPT menunjukkan bahwa air surut tidak selalu terjadi sebelum gelombang tinggi menghantam daratan. Berdasarkan riset tersebut, nihilnya air laut surut sebelu tsunami lantaran ketika gempa hampir seluruh dasar perairan di barat Kota Padang langsung terangkat. Artinya, gelombang air tidak sempat 'tersedot' dan langsung saja menerjang pantai.

Republika sempat menghubungi Danny Hilman selaku penggarap riset yang disampaikan Wagub Sumbar. Ia pun membenarkan bahwa tsunami tidak selalu diawali dengan surutnya air laut. Berdasarkan riset yang dilakukannya, ada dua rekomendasi utama yang disampaikan.

Pertama, masyarakat harus segera mengungsi dari daerah pesisir pantai ke tempat yang tinggi kalau merasakan gempa yang kuat atau berlangsung lebih dari satu menit. Masyarakat seharusnya tidak menunggu peringatan yang mungkin tidak datang. Rekomendasi kedua, masyarakat seharusnya tidak pergi ke laut atau sungai untuk mengamatai permukaannya. Karena, menurut Danny, kadang-kadang tsunami besar datang tanpa air laut surut sebelumnya.

"Dan kalau air laut surut pun, berarti tsunami akan datang dalam beberapa menit saja," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement