REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Cuaca tak menentu yang melanda perairan Indramayu dalam beberapa hari terakhir, membuat nelayan kecil harus menyiasatinya agar tetap bisa melaut. Mereka pun diimbau mewaspadai kondisi tersebut.
Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, menyebutkan, dalam beberapa hari terakhir, kondisi angin kencang dan gelombang tinggi melanda perairan Indramayu. Akibatnya, nelayan kecil tidak bisa melaut.
Namun, saat melihat kondisi cuaca membaik seperti yang terjadi pada Kamis (2/12), nelayan kecil bergegas pergi melaut. Meski demikian, mereka hanya melaut dengan jarak kurang dari sepuluh mil dari pantai.
‘’Istilahnya colong-colong. Jadi saat cuaca membaik, mereka melaut. Jika melihat cuaca buruk, ya tidak melaut,’’ kata Kajidin kepada Republika.co.id, Kamis (27/12).
Kajidin menambahkan, jika nelayan yang terlanjur pergi melaut dan melihat cuaca tiba-tiba buruk, maka mereka akan bergegas menarik jaring dan segera berlindung. Mereka akan berlindung ke daratan yang terdekat.
Meski demikian, Kajidin menyatakan, saat ini belum masuk musim angin kencang dan gelombang tinggi yang dikenal dengan istilah musim baratan. Karenanya, nelayan kecil masih kerap bisa melaut meski harus colong-colong.
Hal senada diungkapkan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto. Dia mengatakan, meskipun gelombang di perairan Indramayu cukup tinggi, namun nelayan masih bisa melaut.
‘’Nelayan akan berhenti melaut sementara jika ombaknya tiba-tiba besar,’’ tutur Dedi.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Indramayu, Hanif Kartika, mengungkapkan, hingga saat ini belum ada larangan melaut bagi nelayan Indramayu. Namun, dia mengimbau agar nelayan waspada saat melaut.
‘’Kami infokan kepada semua kapal agar lebih berhati-hati dalam melaksanakan pelayaran,’’ kata Hanif.
Menurut Hanif, kondisi cuaca di laut Jawa seringkali berubah drastis dan bisa sewaktu-waktu membahayakan pelayaran. Untuk itu, dia meminta agar para nahkoda kapal mempersiapkan alat-alat komunikasi dan keselamatan. ‘’Dan jangan lupa tetap memonitor cuaca (info BMKG),’’ kata Hanif.