Kamis 27 Dec 2018 23:34 WIB

Capai Target, BRI Salurkan KUR Rp 79 Triliun

BRI berupaya untuk meningkatkan penyaluran ke sektor produksi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pekerja memproduksi permen jahe yang dijual dengan harga Rp27.000 per kilogram di sentra produksi permen jahe di Buaran, Kabupaten Pekalongan,  Jawa Tengah, Minggu (19/11). Pemerintah memutuskan menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari sembilan menjadi tujuh persen yang diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2018 mendatang.
Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara
Sejumlah pekerja memproduksi permen jahe yang dijual dengan harga Rp27.000 per kilogram di sentra produksi permen jahe di Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (19/11). Pemerintah memutuskan menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari sembilan menjadi tujuh persen yang diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2018 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyatnya (KUR) sudah mencapai target yang diberikan pemerintah. Pada 2018, perseroan diamanahi plafon KUR sebanyak Rp 79 triliun.

Angka tersebut setara 68,1 persen dari total plafon KUR yang sebesar Rp 116 triliun. "Target KUR kita sudah tercapai sejak November 2018 lalu," ujar Corporate Secretary BRI Bambang Tribaroto kepada wartawan di Depok, Jawa Barat, Kamis, (27/12).

Ia pun menegaskan, BRI siap bila tahun depan, pemerintah menambah jumlah porsi KUR untuk BRI. Sebab, Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 ini memang fokus menyalurkan kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Nasabah KUR itu kan kecil-kecil, jadi penyalurannya memerlukan banyak Sumber Daya Manusia (SDM). Biasanya bank lain sulit masuk ke KUR karena kesulitan menjangkau yang kecil-kecil itu, kalau BRI siap, asal nambahnya (plafon) nggak gede-gede, nambah sekitar 10 persen kita siap," kata dia.

Pelabuhan Kuala Tanjung Layani Ekspor Perdana Intra-Asia

Sebelumnya, pemerintah mengimbau kepada bank agar lebih banyak menyalurkan KUR ke sektor produksi. Maka, BRI berupaya untuk meningkatkan penyaluran ke industri tersebut.

Hanya saja, Bambang tidak memungkiri, kalau penyaluran KUR BRI masih didominasi ke sektor perdagangan. Alasannya karena di sekitar BRI, masih banyak industri perdagangan yang memerlukan pembiayaan.

"Tapi kita mau tingkatkan penyaluran ke produksi," ujar Bambang. Dirinya menambahkan, dari total nilai penyaluran KUR perseroan, sebanyak 42 persen di antaranya disalurkan ke sektor produksi lalu sisanya atau 58 persen ke nonproduksi.

Kualitas pembiayaannya, lanjut Bambang, juga terjaga. Terlihat dari tingkat kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) KUR BRI yang saat ini masih di bawah dua persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement