REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Sepak Bola mendalami pernyataan Manajer Madura FC Januar Herwanto terkait adanya mafia sepak bola yang melakukan pengaturan skor di Liga 2 Indonesia. Selain meminta keterangan Januar, satgas juga meminta keterangan dari Pelatih Madura FC Salahudi, dan seorang pemain Madura FC Chairul Rifan.
"Iya benar (diperiksa Satgas Antimafia Sepak Bola). Baru sejam yang lalu selesai. Mendalami pernyataan saya sebelumnya terkait adanya mafia sepak bola di Liga 2 Indonesia," kata Januar saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (27/12) malam.
Januar menjelaskan, hal yang diperdalam adalah seputar pernyataan sebelumnya saat Madura FC diminta untuk mengalah dalam kepada PSS Sleman oleh mantan Exco PSSI Hidayat, tepatnya pada Mei 2018.
Selain itu, Satgas Antimafia Sepak Bola juga mendalami goal offside PSS Sleman ke gawang Madura FC pada babak delapan besar. Gol dari PSS Sleman yang jelas offside tersebut dianggap sah oleh wasit yang memimpin pertandingan kala itu. "Seputar kasus babak penyisihan yang melibatkan Dayat (Hidayat) itu dan kasus yang babak 8 besar yang dikenal dengan offside 2 kilometer itu," ujar Januar.
Sementara, untuk pelatih dan pemain Madura FC yang diperiksa, lanjut Januar, bukan karena keduanya terlibat. Pemeriksaan dilakukan untuk mengklarifikasi gol dari Chairul Rifan ke gawangnya sendiri pada saat bertemu dengan PSS Seleman. Ini untuk meyakinkan masyarakat tidak ada unsur kesengajaan dalam gol bunuh diri tersebut.
"Tidak ada (pelatih dan pemain Madura FC yang terlibat pengaturan skor). Dan saya memanh sengaja mengajak Rifan juga biar clear di masyarakat, tidak ada tanda tanya (soal goal bunuh dirinya)," kata Januar menegaskan.