Kamis 27 Dec 2018 23:44 WIB

Menpar Jelaskan Tiga Strategi Pulihkan Pariwisata Banten

Hal paling utama dipulihkan adalah SDM dan kelembagaan pariwisata Banten

Menteri Pariwisata Arief Yahya memberi pemaparan tentang kawasan ekonomi khusus saat kunjungan kerja di Kawasan Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (28/11/2018).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberi pemaparan tentang kawasan ekonomi khusus saat kunjungan kerja di Kawasan Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (28/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menetapkan tiga strategi untuk memulihkan destinasi pariwisata Banten yang terkena dampak pasca-tsunami di area Selat Sunda.

Menpar Arief  menjelaskan Kementerian Pariwisata, memiliki tiga hal strategi pemulihan destinasi pariwisata yakni pertama pemulihan dari sisi SDM atau kelembagaan, lalu pemulihan destinasi, dan yang terakhir adalah pemasaran.

"Strategi pemulihan ini dilakukan saat masa tanggap darurat selama 14 hari selesai," ujar Menpar Arief Yahya, Kamis (27/12).

Menurut dia, yang pertama dipulihkan adalah SDM dan kelembagaannya melalui kegiatan trauma 'healing' untuk masyarakat yang berdomisili dan berusaha di destinasi wisata, termasuk para pekerja di sektor industri pariwisata, seperti pegawai-pegawai hotel, komunitas, dan industri pariwisata itu.

Bagi industri pariwisata, Arief menyadari bahwa mereka kesulitan dalam membayar cicilan, atau tagihan listrik dan air. 

"Untuk itu, nanti Kemenpar akan meminta kepada pihak terkait, untuk memberi relaksasi di bidang keuangan, termasuk cicilan ke bank. Itu juga yang kami lakukan di Bali dan Lombok beberapa waktu lalu," kata Menpar Arief. 

Sementara strategi kedua, pemulihan pemasaran tujuannya adalah menumbuhkan rasa kepercayaan kepada masyarakat untuk berwisata ke pesisir Selat Sunda, terutama ke Pandeglang dan Serang.

"Yang pertama kita lakukan adalah membuat event-event pemerintah. Saya mengundang seluruh Kementerian dan Lembaga, untuk mengadakan event-event di Banten," katanya.

Menpar mengatakan, pihaknya akan memulai pertama kali pada awal Januari mendatang, untuk menggelar rapat koordinasi pemulihan pasca Tsunami, lokasinya di salah satu hotel tidak terdampak di kawasan  Anyer.

Menteri juga berharap masa pemulihan sendiri akan berlangsung tiga bulan untuk kembali normal. 

Hal itu karena bila melebihi tiga bulan, kata Menpar, pelaku industri sudah tidak kuat sebagaimana hal ini juga yang terjadi di Bali dan Lombok pasca bencana.

"Recovery harus secepat mungkin. Untuk Anyer dan sekitar saya prediksi satu bulan sudah mulai pulih. Pemerintah yang harus memulai. Karena bila pemerintah sudah masuk, kepercayaan masyarakat sudah tentu ikut," katanya.

Hal yang paling mudah untuk mengembalikan lagi kepercayaan wisatawan hingga investor adalah keteladanan dari Pemerintah. 

"Hal yang sama saya lakukan pasca-erupsi Gunung Agung di Bali. Saya mengundang Presiden Jokowi untuk datang ke Pantai Kuta. Tidak perlu banyak pidato Bali cepat pulih," kata Menpar.

Begitu pula yang dilakukannya saat memulihkan Lombok pasca-bencana gempa bumi. "Ketika pemerintah turun ke lapangan tidak perlu banyak bicara sudah pasti akan pulih. Baik dari wisatawan ataupun investor," katanya.

Strategi ketiga adalah pemulihan destinasi yang membutuhkan sinergi dengan kementerian/lembaga lain untuk memperbaiki destinasi terdampak. Pihaknya menyatakan akan fokus untuk bersinergi demi upaya pemulihan destinasi sesegera mungkin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement