REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menobatkan PT Polytama Propindo (polytama) sebagai perusahaan berperingkat hijau. Industri hulu penghasil resin polypropylene (bijih plastik) terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu ini dinilai berhasil menerapkan program peringkat kinerja perusahaan pengelolaan lingkungan hidup (proper hijau)
Bersama perusahaan peraih proper hijau lain, penghargaan itu diserahkan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar kepada Uray Azhari, Direktur PT Polytama Propindo, Kamis sore (27/12) di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidaara Grand Pancoran, Jakarta. Turut menyaksikan acara penobatan tersebut, General Manager Coorporate Secretary PT Polytama, Dwinanto Kurniawan.
“Ini kado akhir tahun yang patut disyukuri. Selain bukti keberhasilan terhadap kepedulian lingkungan, juga menjadi panduan bahwa ke depan, polytama makin menguatkan komitmen wajib menjaga lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar,” tutur Dwinanto dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id.
Proper hijau menunjukan kesungguhan polytama menerapkan tanggung jawab sosial lewat program pengelolaan lingkungan. Upaya itu akan dipertahankan di tahun-tahun mendatang dengan memperhatikan berbagai regulasi pemerintah, baik terkait pelestarian lingkungan maupun tanggung jawab sosial, sehingga bisa berkontribusi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Proper hijau ini menggenapi kontribusi Polytama melalui pilot project program Manajemen Sampah Zero (Masaro) saat Bupati Indramayu meraih penghargaan sebagai Pembina Program Kampung Iklim (ProKlim) di Kementrian LHK pada Oktober lalu,” tutur Dwinanto.
Seperti diketahui, Oktober 2018 baru lalu, Bupati Indramayu, Hj Anna Sophana meraih penghargaan ProKlim, salah satunya berkat keberhasilan Polytama menerapkan program Masaro di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Memanfaatkan dana Coorporate Social Responsibility (CSR), bersama mantan buruh migran di Tinumpuk, perusahaan yang berdiri tahun 1993 itu mengelola sampah ke dalam berbagai produk bermanfaat seperti bahan bakar alternatif, pupuk hingga hotmix (aspal terbuat dari limbah plastik).
Sebelumnya, Polytama meraih berbagai penghargaan dari pemerintah. Diantaranya, Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident), Wajib Pajak Badan dengan kontribusi PPh Pasal 21 terbesar atas penerimaan pajak dari KPP Pratama Indramayu dan banyak lagi. Perusahaan ini juga meraih sertifikat ISO 9001, ISO14001, ISO 22000, ISO 18001, sertifikat Halal, SNI, dan TKDN 83 persen(Tingkat Kandungan Dalam Negeri).
Polytama juga menerapkan program konservasi air untuk memenuhi kebutuhan air bagi produksi perusahannya. Perusahaan ini berinsiatif memanfaatkan kembali air hasil pendingin produksi untuk kebutuhan produksi selanjutnya lewat closed system water production. Polytama merupakan satu-satunya unit polypropylene di Indonesia yang menerapkan reused water sebagai umpan cooling tower untuk meningkatkan efisiensi pemakaian air baku.
“Untuk pelestarian keanekaragaman hayati, Polytama menyediakan lahan hijau dengan menanami berbagai jenis pohon, termasuk tanaman langka di sekitar pabrik dan perkantoran. Ruang hijau ini sebagai deposit oksigen untuk kesehatan karyawan dan lingkungan," ujar Dwinanto.