REPUBLIKA.CO.ID, SONGKHLA -- Dua bom meledak di salah satu pantai terindah Thailand, Samila pada Rabu (27/12) malam waktu setempat. Tidak ada korban jiwa akibat ledakan tersebut. Namun hingga kini, pihak berwenang Thailand di Distrik Muang masih menutup pantai dari aktivitas umum.
Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwon dengan tanggapan cepat mengumumkan bahwa bom pantai tersebut bermotif politik. Ia menilai pemberontak selatan menanam bom di pasir pantai.
Namun, pihak kepolisian bersikeras bukan itu masalahnya. Polisi menduga ledakan besar termotivasi oleh konflik bisnis di sektor perdagangan dan pariwisata.
Letnan Jenderal Ronnasil Phusara, komandan Wilayah Kepolisian Provinsi 9 menegaskan bahwa dua ledakan bom tidak bermotivasi politik. "Mereka kemungkinan terkait dengan perselisihan bisnis," ujar Jendral Ronnasil seperti dikutip laman Bangkok Post, Jumat (28/12).
"Penyelidik polisi menduga ada konflik pada sektor perdagangan dan wisata," tambahnya.
Mayor Jenderal Jatuporn Klamphasut, wakil direktur Komando Operasi Keamanan Internal (Isoc) Wilayah 4, mengatakan, pihak berwenang belum mengambil kesimpulan tentang ledakan di pantai atau kelompok pemberontak selatan mana yang bertanggung jawab.
Seperti dilansir Bangkok Post, ledakan terjadi sekitar pukul 22.30 pada Rabu. Namun pihak keamanan belum kunjung memeriksanya hingga Kamis pagi, sebab khawatir akan ada serangan.
Ledakan menyebabkan beberapa kerusakan pada dua patung simbol dari pantai dan Provinsi Songkhla, yakni putri duyung serta kucing dan tikus. Kedua patung berjarak sekitar 200 meter dari pantai. Akibat ledakan, Patung Putri duyung kehilangan ekornya.
Otoritas keamanan menemukan dan menghancurkan tiga benda mencurigakan di pantai pada Kamis pagi. Sehingga mereka juga menutup pantai dan jalan Ratchadamnoen dan Chalatat untuk umum. Pihak berwenang yakin bom ditempatkan di pantai pada Rabu malam setelah semua wisatawan pergi.
Sumber-sumber keamanan, menyalahkan pengeboman terhadap kelompok pemberontak Barisan Revolusi Nasional. Mereka mengatakan, para pemimpin pemberontak baru saja bertemu di distrik Chana Songkhla. Dalam pertemuannya pemerintah setempat telah diperingatkan akan kemungkinan serangan di daerah itu.