Jumat 28 Dec 2018 10:48 WIB

AS Keluarkan Larangan Pemakaian Huawei dan ZTE

Pemerintah AS menduga kedua perusahaan memata-matai atas perintah Cina.

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Friska Yolanda
Huawei
Foto: EPA
Huawei

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mempertimbangkan perintah eksekutif di tahun baru untuk mendeklarasikan keadaan darurat nasional. Perintah eksekutif tersebut akan melarang perusahaan-perusahaan AS untuk menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh Huawei dan ZTE.

Administrasi Trump berencana mengeluarkan dua perusahaan peralatan jaringan terbesar Cina, yakni Huawei Technologies Cos Ltd dan ZTE Corp dari pasar AS. Pemerintah AS menduga perusahaan bekerja atas perintah Pemerintah Cina dan peralatan mereka dapat digunakan untuk memata-matai orang Amerika. 

Hingga berita ini diturunkan, Huawei dan ZTE tidak membalas permintaan komentar. Sebelumnya Kedua perusahaan tersebut pernah membantah bahwa produk mereka digunakan untuk memata-matai Pemerintah AS.

Perintah eksekutif tersebut telah dipertimbangkan selama lebih dari delapan bulan, dan dapat dikeluarkan pada awal Januari 2019. Perintah eksekutif ini akan mengarahkan Departemen Perdagangan untuk memblokir perusahaan AS membeli peralatan dari pembuat telekomunikasi asing yang menimbulkan risiko keamanan nasional yang signifikan.

Perintah eksekutif akan meminta Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional, yakni sebuah undang-undang yang memberi presiden wewenang untuk mengatur perdagangan dalam menanggapi keadaan darurat nasional yang mengancam Amerika Serikat. Masalah ini memiliki urgensi baru, karena operator nirkabel AS mencari mitra saat mereka bersiap untuk mengadopsi jaringan nirkabel 5G.

Pada Agustus 2018, Trump menandatangani undang-undang yang melarang pemerintah AS untuk menggunakan peralatan Huawei dan ZTE. Larangan ini mencederai operator pedesaan kecil yang mengandalkan Huawei dan ZTE, karena cenderung lebih murah.

Adapun Asosiasi Wireless Rural (RWA) menyatakan, Huawei sangat penting bagi operator kecil. RWA mewakili operator dengan jumlah 100 ribu pelanggan. Dari jumlah tersebut diperkirakan 25 persen anggotanya memiliki peralatan Huawei atau ZTE di jaringan mereka. Penasihat Umum RWA Caressa Bennet mengaku prihatin atas perintah eksekutif dapat memaksa anggotanya untuk menghapus peralatan ZTE dan Huawei. Bennet mengatakan, untuk mengganti peralatan Huawei dan ZTE dibutuhkan biaya antara 800 juta dolar AS hingga 1 miliar dolar AS. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement