Jumat 28 Dec 2018 12:02 WIB

Gelombang tinggi, Nelayan Makassar Diimbau tak Melaut

Tinggi gelombang diperkirakan 1,25 meter hingga 2,5 meter.

Gelombang tinggi
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Gelombang tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mengeluarkan peringatan dini akan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Sulsel. BMKG mengimbau agar nelayan tidak melaut sementara, mengingat intensitas hujan cukup deras. 

"Saat ini berdasarkan hasil analisa gelombang dengan ketinggian 2,5 meter sampai empat meter terjadi bebeberapa perairan, untuk itu nelayan diimbau tidak melaut maupun warga tinggal di pesisir agar tetap waspada," ujar Prakirawan BMKG Makassar, Nur Asia Utami di Makassar, Jumat (28/12).

Gelombang tinggi tersebut terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, Teluk Bone bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores. Sementara di selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulsel, Perairan Kepulauan Sabalana, dan Teluk Bone bagian selatan, tinggi gelombang diperkirakan 1,25 meter hingga 2,5 meter. 

Untuk gelombang tinggi mencapai 2,5 meter sampai empat meter terjadi diperairan Kepulauan Selayar dan Laut Flores. Sedangkan untuk prakiraan BMKG Maritim Poetere Makassar, telah dikeluarkan peringatan gelombang tinggi yang mulai berlaku 28 Desember pukul 08.00 sampai 31 Desember pukul 08.00 WITA.  

Baca juga, Manado Dihantam Ombak Tinggi, Ini Kata BNPB

Hasil analisa dari pemantauan layar BMKG terdapat pola tekanan rendah 1002 hPa, 1003 hPa dan 1003 hPa di Samudra Pasifik Timur Filiphina, Laut Arafuru bagian Barat serta Laut Cina Selatan. Selanjutnya, pola kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda, Perairan Kepulauan Seribu, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud dan Laut Flores. Dari kondisi tersebut, inilah yang mengakibatkan adanya peningkatan tinggi gelombang di wilayah-wilayah itu sehingga dikeluarkan peringatan dini. 

Dengan melihat kondisi dan risiko tinggi atas keselamatan pelayaran maka diharapakan nelayan senantiasa memperhatikan imbauan sebab kecepatan angin untuk kapal nelayan lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian kapal tongkang, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. 

Kapal Ferry, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar, kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter.

Dari pantauan, ratusan kapal terlihat di Pelabuhan Rakyat Paotere sedang berlabuh sejak kemarin karena cuaca ekstrem dengan ketinggian ombak mencapai 2,5 meter sampai empat meter, sehingga nelayan memilih tinggal sementara. "Kami diminta tinggal dulu sementara setelah bongkar ikan kemarin di pelabuhan ikan paotere. Ada imbauan untuk tidak melaut dulu makanya kami tinggal sementara di kapal sampai keadaan normal kembali lalu melaut," tutur Daeng Gassing, nelayan setempat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement